[KAPTEN RAFAEL]
"Kau ke mana saja?"
Aku cukup terkejut tiba-tiba saja ada yang berbicara dan duduk di kursiku. Ternyata, itu adalah beliau.
"Aku baru saja mengejar tahanan yang kabur, tapi dia berhasil lolos. Hanya saja, kami berhasil menangkap orang kita yang berkhianat dan bersekongkol dengannya. Tapi, aku masih belum tau apa motifnya meloloskan tahanan tersebut."
"Apa dia masih hidup?"
"Masih. Tapi, kondisinya sangat lemah."
"Jangan sampai dia mati. Kau bisa mengorek informasi darinya mengenai ke mana tahanan itu kabur."
"Baik. Kakek."
Lalu, beliau keluar dari ruanganku.
***
"Harus kami apakan pengkhianat tersebut, Kapten?"
"Tahan dia dan buat dia bicara mengenai iblis yang kabur itu."
"Siap, akan kami laksanakan."
Aku tidak menyangka bisa ada monster di dalam organisasi yang Kakekku dirikan ini. Padahal, aku dan beberapa orang di Tim Komando bisa merasakan keberadaan Hybrid-hybrid itu.
***
[LUCY]
"Ah, tanganku."
Aku terbangun karena rasa sakit di bahuku mengusik tidurku. Ternyata bagian tubuhku yang terluka sudah dalam keadaan diperban. Dan aku hanya memakai celana pendek saja.
Ada yang membuka pintu kamar, lalu aku hendak bangun.
"Astaga, Lucy! Jangan bangun dulu. Kondisimu masih lemah."
"Anda?"
Ibu wulan tampak tergesa-gesa menyimpan nampan berisi makanan di meja nakas.
"Kamu berbaring lagi, ya."
Beliau kembali membaringkan tubuhku. Tatapannya tampak sangat khawatir denganku. Sangat jauh berbeda dari pada waktu itu.
"Anda, kenapa anda tidak tampak membenciku sekarang?"
"Ibu sudah tau semuanya tentang kamu."
"Semuanya?"
"Iya, semuanya. Termasuk soal Ayahmu dan kekasihmu itu."
"Memangnya Anda siapa? Bagaimana Anda bisa tau semua tentang saya?"
"Nanti Ibu dan Ayah akan ceritakan semuanya. Sekarang kamu istirahat lagi, terus makan jika kondisimu sudah agak baikan dari ini."
"Tunggu!"
Aku menghentikan langkahnya.
"Maaf, soal kedua anakmu. Aku tidak bisa melindungi mereka."
"Itu semua bukan salahmu."
***
"70 tahun lalu, Ayahmu menjalin kontrak dengan Raja Iblis. Dan melakukan ritual pemanggilan iblis. Namun, para iblis ini membutuhkan wadah agar bisa berada di dunia ini. Lantas mereka pun merasuki tubuh manusia dan mengambil alih jiwanya."
"Dan kau salah satunya."
Ibu dan Ayah berbicara secara bergantian.
"Kamu dipilih oleh Ayahmu untuk menjadi wadah Sang Raja Iblis tersebut."
"Kenapa aku?"
"Mungkin, Ayahmu ingin menjadikanmu sebagai alat untuk menguasai dunia. Dan saat dia tahu kamu mempunyai cukup kebencian di dalam hatimu. Salah satu syarat agar jiwa Iblis bisa merasukimu. Maka, dia menjadikanmu sebagai wadah dari Raja iblis itu."
"Tapi, kenapa Raja Iblis ini tidak mengambil alih jiwaku dan menguasai tubuhku seutuhnya?"
"Meski hatimu mempunyai kebencian, tapi masih terbilang kecil dibanding ketulusanmu. Maka dari itu Ia tidak bisa mengambil alih jiwamu. Hanya bisa menghasutmu saja untuk melakukan sesuatu."
"Jadi, itu kenapa aku akhir-akhir ini bisa mengendalikan kekuatan iblis yang ada di dalam diriku ini?"
"Benar."
"Lalu, kenapa aku merasakan rasa sakit saat membunuh iblis-iblis lain mau pun manusia yang kutemui?"
"Ayah rasa, itu adalah rasa penyesalanmu, karena sudah membunuh mereka."
"Begitu, ya?"
Aku merenungkan semua yang sudah kulakukan.
"Aku masih belum mengerti, bagaimana kalian bisa tau tentang itu semua?"
"Kami adalah malaikat yang menjaga gerbang neraka."
Tidak mungkin!
"Setelah kejadian Ayahmu memanggil Raja Iblis dan setengah pasukannya. Ia ke neraka dan bersama dengan setengah pasukannya lagi, melawan kami semua hingga kami tak berdaya."
"Sebelum kami dihabisinya, kami pun memutuskan untuk pergi ke dunia ini dan menyamar jadi manusia."
Ternyata mereka berdua adalah malaikat yang dibicarakan oleh Foxy waktu itu.
"Dan setelah itu, semakin banyak iblis-iblis yang keluar dari neraka lalu merasuki tubuh manusia sebagai wadah mereka. Dan juga mereka memiliki umur panjang. Sehingga mendominasi populasi manusia biasa di seluruh dunia."
"Setelah mereka merasuki tubuh manusia, ingatan mereka hilang dan tidak tau persis apa yang harus mereka lakukan. Akhirnya mereka membuat kekacauan dan membunuh siapa pun yang mereka temui. Meski sesama iblis sekali pun. Sehingga para petinggi dunia mengambil tindakan untuk menekan mereka agar berhenti membuat kekacauan. Dan juga menamai mereka dengan sebutan Hybrid human. Mereka pun hidup seperti manusia biasa, menjalin hubungan dengan manusia biasa dan melahirkan keturunan."
"Meski para petinggi dunia sudah mengantisipasi mereka, agar tidak terus-terusan membuat kekacauan. Namun, itu hanya sementara. Lalu, karena Ayahmu sudah menyadari bahwa Raja Iblis yang ada di dalam dirimu tak mampu untuk mengendalikanmu. Dia pasti berencana untuk mencari wadah lain yang bisa dikendalikan olehnya. Dan memimpin para iblis tersebut."
"Jika itu terjadi, bukan hanya kau yang akan binasa. Namun, juga seluruh manusia di dunia juga akan dibinasakan oleh mereka."
Jadi, benar kata Ayah. Ayah ingin menguasai dunia ini dengan menjalin kontrak dengan Raja Iblis.
"Kalau begitu aku harus menghentikannya."
"Memang itu yang kami inginkan darimu. Itu kenapa, setelah kejadian beberapa tahun yang lalu yang menimpa Wulan, Ibu dan Ayah meminta Foxy untuk mencarimu dan membawamu pulang."
"Agar kami bisa mempersiapkanmu untuk menghentikan Ayahmu."
Aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan Foxy dan demi menebus kesalahanku kepada Wulan.
"Baiklah. Aku siap buat menghentikan Ayahku dan rencana jahatnya menguasai dunia ini."
"Sebelum itu, kami ingin memberimu sebuah senjata. Senjata yang bisa membunuh para Hybrid dan menyegel jiwa mereka di neraka."
***
Kami bertiga tengah menuju sebuah puncak gunung dan di sana terdapat sebuah goa yang sangat gelap. Sehingga Ayah menyalakan obor untuk menerangi jalan kami. Goa ini ternyata sangat dalam.
"Kita sudah sampai."
Kami sampai di ujung goa, namun tidak ada apa pun di sini. Yang aku lihat hanyalah jalan buntu.
"Ini, tolong kau pegang obornya."
Ayah memintaku memegang obor. Lalu, mereka berdua merafalkan sebuah mantra yang aku tidak mengerti. Beberapa saat kemudian, dari dalam tanah muncul sebuah peti kecil berwarna putih keemasan.
Lalu Ibu mengambil peti itu dan Ayah membukanya. Terlihat sebuah pisau yang cukup panjang di dalam peti tersebut.
"Ini adalah pisau belati yang sudah diberi mantra penyegel. Kau bisa menggunakannya untuk melawan Ayahmu. Kau tusukkan pisau ini tepat di jantungnya, maka Ayahmu akan tersegel selamanya di neraka."
"Lalu, aku harus apa agar bisa menemui Ayahku di neraka?"
"Kau harus pergi ke gerbang neraka yang terdapat di sebuah gurun yang cukup jauh dari sini. Gerbang tersebut berwujud sebuah kawah yang mengeluarkan kobaran api tanpa henti. Namun, gerbang tersebut hanya satu arah."
"Itu artinya aku tidak bisa kembali ke dunia?"
"Jika kamu bisa mengalahkan Ayahmu, maka kami bisa kembali ke sana dan kami bisa mengirimmu kembali ke dunia bersama dengan wanitamu."
"Dan ingat, Raja iblis di dalam dirimu pasti mengetahui rencana ini. Hati-hati dengan hasutannya, jika ia bicara padamu."
"Baiklah."
***
Sekarang aku sudah berada di pinggir kawah yang dimaksud oleh Ayah dan Ibu. Kobaran apinya tampak sangat besar dan terasa sangat panas.
"Apa aku tidak akan terbakar oleh api sebesar itu?"
"KAU PASTI TERBAKAR JIKA KAU MELOMPAT KE SANA. HANYA IBLIS YANG BISA MELALUINYA."
"Kali ini hasutanmu tidak akan bisa mempengaruhimu."
***
"Lucy, kau juga harus memakai jubah ini, agar kau bisa terlindungi dari panasnya api dari Gerbang Neraka tersebut."
Ayah memberiku jubah berwarna hitan di bagian luarnya dan merah di bagian dalamnya. Lalu, aku memakainya.
"Jangan lupa sembunyikan pisau itu di balik jubah, agar Ayahmu tidak mengetahuinya."
***
Aku mempersiapkan diri sebelum benar-benar melompat ke kawah tersebut.
"Baiklah. Ini saatnya. Ayah, aku datang untuk mengalahkanmu!"
Aku melompat dan tiba-tiba pandanganku seluruhnya terlihat merah. Meski aku sudah menutupi seluruh tubuhku dengan jubah ini, tapi masih terasa sangat panas.
Seketika aku dalam keadaan melayang jatuh dari langit. Aku mendarat dan berguling di tanah. Aku berdiri sambil memperhatikan tanah yang aku pijak. Tanah yang kupijak ini berwarna hitam pekat dan penuh retakan yang memancarkan warna merah menyala.
Saat aku melihat ke segala arah, pemandangannya sangat mengerikan. Terdapat banyak kobaran api yang sangat besar di mana-mana. Gunung api memuntahkan lahar yang sangat banyak. Dan terdengar jeritan orang-orang yang kesakitan di sekelilingku. Tapi, aku tidak bisa melihat mereka. Semua itu membuat tubuhku gemetar.
"Inikah neraka?"