Beno tiba-tiba diminta untuk datang mengunjungi kediaman keluarganya.
Sejujurnya Beno rasanya malas, jika perlu dirinya tak perlu kembali lagi kesana.
Tapi jika Beno terus berontak seperti ini, hanya akan membuat keadaannya jadi bertambah sulit.
Dengan setengah hati, Beno datang kesana dijemput oleh supir keluarganya. Pakde.
Beno tak bisa menduga apa yang menjadi dasar kali ini dirinya diminta untuk datang.
Beno mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangan kirinya.
Pandangan matanya lurus tertuju ke arah jalan.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah mewah, yang Beno tak merasakan 'pulang' saat datang ke rumah ini.
Beno kemudian keluar dari mobil dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah itu.
"Kau sudah datang?" tanya suara berat ayahnya yang ternyata sudah menunggu kedatangannya di ruang tamu.
"Ada apa sebenarnya ini?" kata Beno ketus
