Nial dan Alexa akhirnya dibebaskan, mereka boleh pergi dan Alexa tidak diizinkan untuk tinggal di rumah itu bersama ayahnya.
Entah itu maksudnya Alexa diusir atau tidak, dia pun tidak tau. Tapi menurut Alexa itu lebih baik, karena Alexa juga tak ingin tinggal bersama ayahnya.
"Setibanya di rumah, lukamu yang lebam harus dikompres" perintah Nial begitu cerewet. Dari tadi dia terus mengingatkan Alexa untuk mengobati luka lebamnya itu.
Demi mencari tau Nial ada dimana, Alexa rela dipukul oleh pengawal suruhan ayahnya itu, meminta mereka untuk membawanya ke tempat Nial berada. Beruntunglah Nial tidak apa-apa. Tidak ada luka sedikit pun.
"Aku benar-benar khawatir padamu, Alexa. Kau dengar tidak sih?" bentak Nial membuyarkan lamunan Alexa.
Alexa terkesiap dan dengan cepat mengembalikan kesadarannya lagi.
"Iya aku dengar. Sudah kau fokus saja menyetirnya" balas Alexa malas, lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela yang ternyata tengah gerimis.