"Apa yang ingin kau ubah, Rey?" tanya Rara semakin penasaran.
Pembicaraan ini cukup sensitif antara mereka berdua karena terkait pasal yang sudah ditetapkan terlebih lagi tentang aturan kontak fisik.
Astaga. Apa yang sudah Rara pikirkan, setelah mencium Rey malam itu, rasanya pikiran Rara jadi semakin mesum dan kotor.
Setiap saat melihat Rey, Rara juga tak bisa mengalihkan pandangannya dari bibir Rey. Entahlah Rara sangat menyukai bentuknya itu, tidak begitu tebal juga tidak terlalu tipis. Begitu pas dan begitu lembut.
Memikirkan itu membuat Rara jadi menginginkannya lagi. Bahkan saat ini menginginkannya.
Rara mendecakkan lidahnya kesal karena Rey yang tak kunjung memberinya jawaban.
"Kau masih ingin bicara atau tidak? Karena aku ingin istirahat" kata Rara ketus.
Rey mengalihkan pandangannya, menatap mata Rara.
"Aku tetap ingin ada kontak fisik antara kita" ujarnya.