Alice sudah lelah terus dipermainkan seperti ini. Dirinya tak mengerti mengapa Kei bisa mengobrak-abrik hatinya. Alice tak pernah menduga akan jatuh pada pesona Kei.
Walaupun sejujurnya Alice tau jika Kei itu adalah pria yang baik, namun tetap saja Alice merasa jika Kei adalah orang yang harus dijauhinya.
Alice dengan penuh kesadaran mendorong tubuh Kei. Kei meremas rambut Alice dengan penuh gairah.
Alice mengambil napas sebanyak yang paru-parunya mampu tampung. Memandangi wajah Kei yang panas dan bibirnya yang merah menggelora seperti berbisik pada Alice untuk kembali mengecupnya.
Tapi Alice rasanya tak mampu lagi. Pikirannya sudah berada di awan dan melayang tinggi, tubuhnya ringan bagaikan kapas dan darahnya berdesir panas karena Kei.
Kei meletakkan jarinya di bibir Alice dan mengusapnya lembut, tak pelak hal itu membuat erangan kecil keluar dari bibir tipis Alice.