Kei memandangi dengan mata penuh selidik ke arah Marv. Walaupun Kei tidak melihatnya secara terang-terangan tapi itu cukup untuk membuat Marv merasa risih dan tak nyaman.
Dirinya tampak begitu gugup saat Alice mengajaknya bicara.
"Nah, jadi menurut saya lebih baik jika kau ubah dibagian ini" Alice menunjukkan sebuah narasi di kertas yang sudah tercetak naskah novel milik Marv itu.
Marv tampak mengangguk mengerti walaupun masih tak nyaman dengan Kei yang masih terus memandanginya.
"Bagaimana menurut mu, Kei?" Alice mengalihkan pandangannya menatap Kei dan menunggu jawaban Kei.
Kei tergagap, namun segera menormalkan kembali sikapnya.
"Jika kau ingin mengubah bagian ini, sebaiknya kau ubah dari yang sebelumnya, agar ceritanya bisa semakin padu. Karena ini adalah novel aksi fantasi, kau bisa lebih banyak membaca lagi tentang hal itu. Bagaimana membuatnya seolah nyata padahal itu hanya fantasi saja"