"Kau ingin tau apa perasaan ku terhadap Pak Adam?"
Pertanyaan Alice seketika menghentak diri Kei. Kenapa Alice jutsru tiba-tiba mengatakannya saat dirinya meminta Kei untuk tidak ikut campur.
Kei tidak menatap Alice, hanya menatap kosong jarum jam di dinding yang terus-menerus bergerak tanpa henti.
Kei melirik Alice melalui sudut matanya. Alice menundukkan wajah tampak gugup dan salah tingkah, dirinya terus meremas jari-jarinya, bahkan sesekali mengusap tangannya ke baju karena keringat.
"Aku memang menyimpan rasa padanya"
Bak dihantam tombak, hatinya terasa sakit. Bahkan berkali-kali lipat lebih sakit dari saat dirinya gagal membuat sebuah novel.
Kei masih diam, hanya mendengarkan Alice tanpa ada niat untuk menyelanya. Rasanya dirinya juga tak sanggup lagi berkata-kata. Kalimat Alice barusan sangat menghantam dirinya.