Sudut mata Rey menangkap Rara yang tampak pucat. Rey benar-benar khawatir, namun yang harus dilakukannya saat ini adalah membebaskan wanita itu dari sandera.
"Kau siap?" tanya Beno
"Ya"
Rey sudah membuat sebuah rencana dengan Beno, saat ini yang perlu dilakukannya adalah mengalihkan perhatian pria yang memegang pisau ditangannya.
Rey mengangguk yakin. Seketika lampu-lampu cafe mati. Hanya ada penerangan lampu jalan yang tidak seberapa terang. Beberapa pengunjung tampak kaget namun mereka segera membiasakan diri dan menatap samar-samar ke arah pria itu.
Rey dan Beno bersiap meluncurkan aksinya.
Tampak pria itu semakin mengancam karena lampu yang tiba-tiba mati, menurunkan tingkat kewaspadaannya.
Rey bertaruh besar untuk ini, mengingat pria itu sudah menancapkan ujung mata pisau ke leher wanita yang menjadi sanderanya, dan darah segar langsung menetes.