Tulisnya lalu dia menyodorkan ke Andra yang terlihat masih syok dengan nominal
tabungan dari istrinya.
"Tanda tangan sini," pinta Anna, Andra pun menuruti istrinya dengan berat hati.
"Mohon tunggu tujuh menit ya Pak, Bu," ujar pekerja. Anna tersenyum lalu menggandeng suaminya keduanya duduk bersama.
"Aku ingin membangun Rumah Sakit dengan biaya sedikit bagi orang yang sakit. Hingga mereka tidak terbebani oleh biaya yang mahal saat berobat. Layanan untuk masyarakat kurang mampu," jelas Anna sambil mengambil ponselnya dari tasnya. Andra memperhatikan istrinya.
"Aku cantik ya? Kok memandangi terus," kata Anna mulai kepedean, dengan sikap Anna. Andra tersenyum ke arah lain.
"Angkat tangan!"
DOR!
DOR!
Tiga preman masuk dengan memakai senjata api. Pas Anna menelpon Dirga. Anna dan Andra mengangkat tangan. Andra melihat dua satpam yang tergletak mungkin dibius.
"Jongkok kalian!" seru penjahat yang bertopeng dan menodongkan pistol.