Rafi merasa lelah dia menyeka keringat dengan lengannya sambil mengeluarkan napas berat, kemudian melihat ke arah atas. Dia melihat sebuah ember bergerak sedang wanita berhijab berada di bawahnya.
"Awas!!!" teriak Rafi segera berlari dengan sekuat tenaga, kemudian menarik tangan Dira.
Brug!
"Encok," keluh pelan Rafi, setelah terjatuh dan Dira jatuh menumpanginya.
Teqqq!
Dira segera bangun dan membersihkan bajunya.
"Ceh, tinggal bilang awas ada yang jatuh, kok malah narik tanganku," ucapnya kesal.
"Ya maaf, soalnya pikiranku tidak mudah berkembang, loading," jawab Rafi yang masih duduk sambil cengar-cengir karena rasa sakitnya. "Bukannya terima kasih malah menyalahkan," gumamnya.
Dira mengulurkan tangan.
"Sini," katanya. Rafi tersenyum dan akan meraih tangan Dira.
"Eh, maaf bukan muhrim. Inget ya, caramu seperti apa pun, aku tidak akan tergoda olehmu dasar playboy cap kadal," imbuhnya pergi meninggalkan Rafi yang masih terpaku dan bingung.