Adnan masuk ke dalam kelas dan berjalan kearah tempat duduk, Nafeesa. Ratu dan kawan-kawannya juga masuk ke dalam kelas, tatapan mereka tertuju pada Adnan dan Nafeesa yang tengah duduk berdua. Ratu mengepal kedua tangannya karena kesal, ingin rasanya ia menjambak rambut Nafeesa saat ini juga. Namun ia tahan, karena pria incarannya ada di samping gadis itu.
"Awas aja lu, Nafeesa. Mau lu anak konglomerat, sekalipun gue bakal bikin lu tersiksa. Lu udah ngerusak rencana gue, sehingga Adnan lepas dari gue. Tunggu pembalasan gue, Nafeesa.." gumam Ratu.
Guru pun masuk ke dalam kelas, dan pelajaran pun di mulai. Adnan menatap kosong ke arah papan tulis, karena ia memikirkan ucapan eyang nya semalam. 'Gue cinta sama Ratu, tapi kenapa tiap sama Ratu gak nyaman ya? Tapi saat gue ada di dekat Nafeesa, gue kaya tenang, nyaman banget dan rasa sakit hati maupun rasa capek gue bakal hilang kalau di dekat, Nafeesa. Apa gue cinta sama Nafeesa? Ah, gak mungkin..' batin Adnan.