Keesokan harinya Jun, Hendrik, dan Vano memilih untuk kembali lagi ke rumah yang mereka datangi semalam. Namun, sebelum mereka pergi ke sana, Jun mengantar putranya dan istrinya pulang ke Mansion terlebih dahulu. Tere dan yang lain sudah berada di Mansion, setelah itu barulah mereka bertiga meminta izin untuk pergi keluar sebentar.
"Hati-hati di jalan ya," ucap Syifa.
"Iya sayang, doain Papa biar bisa memasukkan pria sialan itu ke dalam jeruji besi.." balas Jun memeluk tubuh istrinya dengan erat dan mencium pucuk kepala Syifa.
"Pasti sayang, jangan sampai luka ya," lanjut Syifa.
Jun menganggukkan kepalanya, pria itu mengecup pipi Adnan dan berpamitan pada keluarganya untuk pergi keluar sebentar. Hendrik mengecup kening Tere dan perut istrinya itu, kemudian ia juga berpamitan pada keluarga untuk pergi bersama. Vano yang melihat keuwuan kedua pria tampan tersebut, hanya bisa menghela nafas pelan karena iri.
"Kapan aku bisa uwu-uwuan kaya dua pak bos ya?" gumam Vano.
