"Bismillah," Indana mengetik.
Pemuda Milliarder Enam Belas.
[Angin meniup dedaunan, lalu menjatuhkan daun yang kering, walau terkadang daun yang masih hijau ikut jatuh karna tidak kuat menahan kencangnya angin. Begitu pula cinta Arka, yang harus segera ia terbangkan bersama angin agar tidak terlalu sakit, di kemudian hari. Memang sulit tapi harus.
****
Hari demi hari berlalu begitu saja, Arka dan Aila hanya tegur sapa ketika di Kampus, mereka tidak pernah ngobrol sekali pun, setelah Aila pergi dari rumah Arka, sepertinya Aila menghindari Arka.
Arka selalu ingin mengajak ngobrol Aila, tapi ketika di cari entah di mana Aila, ketika waktu pelajaran selesai Aila pulang duluan.
Arka pergi ke rumah baru Diana
namun sepi tak ada orang.
Arka telpon ke nomer Diana.
"Halo Mbak, Mbak kemana? Aku di depan home mbak," jelas Arka.
"Mbak ke dokter, priksa kandungan, sebentar lagi pulang tunggu saja, sebentar kok." suruh Diana.
