Langit kelabu pekat warna hitam itu mengundang dan datanglah air dari langit yang tidak diundang membasahi keduanya. Kedua insan muda ini terpaksa berteduh di Masjid.
Indana dan Rif'an masuk sekalian solat dhuha. Cukup lama keduanya didalam Rumah Allah SWT. Keduanya beda tempat.
Rif'an sujud dan memijat kepalanya, rasa sakit itu tidak berhenti menyerang. Pemuda berkulit putih dengan tinggi 165 cm ini. Terlihat pucat.
"Waktu terus berjalan sesuai dengan rencanaMu Ya Rob, untaian doa yang ku nanti berharap terijabah. Waktu berjalan seakan penantian cintaku akan berhenti. Sudah waktunya bangun dari mimpi dan membuka kelopak mata. Menyadarkan bahwa aku tidak berarti lebih untuknya. Aku terima semua ini, namun aku masih saja banyak mengeluh Ya Robb, hanya satu pintaku. Bahagiakanlah dia sahabatku yang aku cintai." doa Rif'an dalam sujudnya.
Ia keluar dari Masjid, melihat Indana sudah ngobrol dengan Fa'i. Ia tersenyum namun bola matanya tidak bisa menutupi jika ia ingin menangis.