Setelah tertidur di atas sajadahnya, Indana terbangun karna ada suara yang memanggilnya.
Tok
Tok
Tok
"Dana..." suara itu milik Fa'i, Indana sangat senang, ia bergegas melepas mukena tanpa melipatnya, mengambil jilbab, bercermin sebentar, berjalan cepat lalu membuka pintu.
"Ya." Mata yang awalnya penuh kegembiraan ini hanya terbuka lebar dan terpaku, melihat Fa'i bersama gadis itu, Rif'an datang tiba-tiba dengan membawa bakso dalam kangtong plastik.
"Masih lengket." guraunya sambil bersandar di tiang kayu.
"Dan, Rif, aku harus pulang ke Manado kakekku meninggal." Pamit Fa'i yang tergesa-gesa, ia mengulurlan tangan ke Dana, namun Dana melamun.
"Hay." Fa'i menyadarkannya, mereka berjabat tangan, tak lama lalu pelepas kesan singkat itu.
"Lama kah?" Tanya Dana cepat dan penasaran.
"Mungkin 10 hari." Jelas Fa'i yang lalu memeluk Rif'an, pelukan hangat yang sebentar.
"Dana jaga dirimu, aku pergi Assalamu'alaikum." Fa'i dan Gadis itu pergi, Indana melamun dan lesu.