"Bagaimana kabar mu?"
"Sudah ku bilang jangan datang ke sini lagi untuk menggangguku."
Sepertinya Stuart sungguh keras kepala, dia tetap nekad datang menemui Silia, meskipun Silia sudah berulang kali mengusirnya.
"Aku hanya ingin melihat ke adaan mu, juga..." Tatapan Stuart jatuh pada perut Silia yang sudah tampak membesar, "juga, keadaan bayi mu."
Silia merasa risih saat Stuart mulai menatapi nya seperti itu, "tuan Stuart Huan yang terhormat, ku peringatkan sekali lagi padamu dan jangan membuatku mengulanginya lagi. Tolong segera pergi dari sini, dan jangan pernah datang lagi kemari." Silia tak tahan memuntahkan rasa kesalnya. Dia segera berjalan melewati pria itu dan hendak masuk ke dalam rumah.
Tapi tangan pria itu segera mendekapnya dari belakang. Silia kaget, "tuan Stuart, apa yang kau lakukan!" Silia ingin melepaskan diri, tapi pria itu malah semakin mempererat pelukannya.
"Ku mohon, sebentar saja, aku mencintaimu Silia, mau kah kau menikah dengan ku?"
