Sekarang adalah jadwal operasi Giska, tapi kenapa bisa dia malah ketiduran dan melupakannya? Snapp terus saja merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan menuju rumah sakit.
Tak lama mobilnya berbelok ke arah bangunan besar yang di dominasi cat putih itu.
Setelah memarkir mobilnya, Snapp segera keluar dan berlari menuju loby rumah sakit, dia segera menuju ruangan gadis remaja 17 tahun itu.
Dia melihat gadis itu sudah di pindahkan ke ruang perawatan, yang menandakan oprasinya telah selesai.
Tidak ada siapa-siapa di sana ketika Snapp mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu. Entah kemana perginya Ayah dan Bibi Ana. Kenapa Giska tidak ada yang menjaga?
Tapi dengan begitu dia lebih bisa leluasa untuk mengobrol dengan gadis itu yang terlihat sudah membuka matanya.
"Kak Snapp..." Sapanya begitu pria yang paling di sayanginya itu berdiri di sisi brankar nya.
Snapp menarik sudut bibirnya tersenyum, "hai... adikku, bagaimana rasanya, apa masih sakit?"