Silia pulang cepat hari ini, dia tidak tahan dengan rasa pusing yang tak kunjung mereda, begitu sampai di apartement, dia segera merebahkan diri di atas ranjang. Tatapannya kosong memandangi langit-langit kamar.
Selamat, sebentar lagi kalian akan memiliki momongan.
Kata-kata dari sang dokter kembali terngiang-ngiang di benaknya. Dia memejamkan mata dan berharap semua ini hanyalah mimpi, tapi tidak, ini nyata, dia tidak bisa tidur kemudian bangkit terduduk, tangannya terulur mengambil tes kehamilan yang ada di dalam tas.
Dia merebahkan tubuhnya kembali dan mengangkat hasil tes itu ke udara, dia menatapinya dengan sendu, mengenai berita ini bagaimana dia harus bersikap? Seharusnya dia merasa sedih atau bahagia?
Silia teringat kata-kata Snapp, pria itu tidak menyukai anak kecil. Lalu bagaimana dia harus menjelaskan ini semua pada pria itu?
Silia mondar-mandir di depan pintu, menunggu Snapp pulang, apapun yang terjadi, dia tidak ingin menyembunyikan apapun dari pria itu.