"Buat nanti malam sebelum pulang, Riujin. Aku ingin lihat kota pesisir pantai kalau malam pasti bagus."
"Ohh...."
"Astag, sayang... apa yang kau lakukan?" Riujin terkejut ketika istrinya itu tiba-tiba pindah duduk di sampingnya. "Hati-hati, sayang...." Wajahnya panik ketika gerbong bianglala tiba-tiba bergoyang.
"Wajah mu kenapa, Riujin?" Ariela tertawa geli melihat wajah panik suaminya.
"Aku hanya kaget, sayang... kaget!" Elaknya.
"Haha ternyata seorang Riujin Mourinho takut permainan ini," ejek Ariela.
"Enak saja, siapa yang takut, aku hanya kaget, sayang!"
"Iya deh, iya... lalu kau takut dengan apa?" Tanya Ariela sembari menatap jahil suaminya itu.
Riujin mencakup kedua pipi Ariela, "aku takut kehilanganmu."
Ariela mematung mendengar jawaban suaminya, tapi senyumnya lekas mengembang ketika suaminya tersenyum padanya.
"Riujin...."
"Aku sangat mencintaimu, Ariela Edward," kalimat Riujin di tutup dengan ciuman lembut di bibir Ariela, "l love you," bisiknya lembut.