"Nah kan... wanita macam apa kakak ini, tidak peka sama sekali." Ujar Nero, "benar kan,kak Amera?" Nero mencari teman untuk membully kakak pertamanya.
Amera mengangguk setuju, "kasihan kak Riujin, dia pasti sangat cemburu sebenarnya tadi."
Ariela kembali di gelayuti rasa bersalah saat mendengar penuturan adiknya. "Aku akan menelpon Riujin dulu, deh." Ujarnya sembari beranjak berdiri dari duduknya.
"Mau kemana, sayang?" Tanya Silia dan Snapp yang baru masuk ke dalam rumah, tadi mereka sedang mengobrol di teras rumah.
"Aku ingin kembali ke kamar mengambil ponsel ku." Jawab Ariela.
"Kau ingin menelpon siapa?" Tanya Snapp.
"Telepon Riujin, yah..."
"Kenapa di telepon? Mungkin dia sudah ada di jalan sedang menuju kemari, telepon mu hanya akan mengganggu konsentrasi menyetirnya saja." Jelas Snapp.
Ariela terdiam dan berpikir, sepertinya ada benarnya juga apa yang di katakan sang ayah.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menunggunya di kamar ku saja."