"Ah... iya, benar. Terimakasih telah menemukanya." Amera meraih benda miliknya dari tangan Dion.
Selanjutnya percakapan ringan mengalir begitu saja. Sampai akhirnya sepasang suami istri baru mengagetkan mereka.
"Amera... Dion?" Seru Riujin dengan mata terbelalak.
Amera dan Dion reflek menatap ke asal suara. Keduanya mendadak salah tingkah.
Riujin dan Ariela datang me sekat dengan senyuman menggoda, "apa kalian sedang melakukan pendekatan?" Ujar Ariela, matanya memicing menyelidik.
Amera yang tampak malu-malu segera menggeleng, "astaga... apa yang kakak katakan? Kami hanya kebetulan sedang mengobrol biasa saja." Jelasnya kemudian.
"Awalnya bisa saja, nanti lama-lama jadi luar biasa." Sahut Riujin turut menggoda.
"Kenapa kak Riujin jadi ikut-ikutan kak Ariela..., kalian berdua membuat ku malu." Protes Amera.
"Dion... apa kau merasa tertarik dengan adik ipar ku ini?" Tanya Riujin tanpa basa-basi sembari mengangkat kedua alisnya beberapa kali bermaksud menggoda.