"Sudahlah... Tuan Snapp, kita lupakan saja yang sudah berlalu. Kami juga sudah memadukan dan melupakannya." Jawab Gino.
"Terimakasih sekali lagi, karena tuan sudah mau berbesar hati memaafkan kesalahan ku."
"Sama-sama tuan Snapp."
"Oh...iya, tadi aku juga sudah bicara empat mata dengan Riujin mengenai lamarannya yang sempat aku tolak." Snapp menatap Riujin sejenak, kemudian kembali menatap Gino. "Kali ini sudah memberi restu pada keponakan mu untuk mempersunting putri ku."
Senyum seketika mengembang di bibir Gino dan Mey, "syukurlah... ucap mereka penuh rasa syukur."
"Selamat ya, sayang..." Mey lekas memeluk Riujin yang duduk di sampingnya.
"Terimakasih, Bi."
"Ariela masih bersedia menikah dengan Riujin?" Tanya Gino.
"I-iya paman, aku bersedia," meskipun suara Ariela terdengar gugup, namun sisir matanya menunjukkan binar keyakinan.