"Kau selalu mempersulit keadaan, kau memaksaku untuk menyerah! Kau jahat Riujin, kau jahat!!" Teriak Ariela.
Tangisnya semakin pecah, air matanya terus berderai. Tangannya meremas ujung bajunya, sesekali memukul-mukul pelan untuk menghilangkan sesak di dadanya.
Riujin tidak bisa lagi berkata-kata, dia sedih dan merasa bersalah pada Ariela. Bukan karena dia menyesali kejujurannya, tapi karena dia merasa kurang bisa memenuhi syarat dari Snapp.
Mata pria itu berkaca-kaca, namun dia buru-buru menyeka di salah satu sudut matanya agar air matanya tidak jadi menetes.
"Maafkan aku, Ariela." Ucapnya lemah.
Ariela menggelengkan kepalanya, dua menarik diri dari pelukan Silia dan menatap ke arah Riujin. Dari balik mata sembab itu, bisa terlihat jelas rasa kekecewaannya.