PLAK!
Sebuah tamparan keras dari tangan Snapp mendarat keras di pipi Mark.
"Ayah!!" Pekik Ariela.
Mark hanya tertunduk, dia sudah tahu apa alasan Snapp melakukan itu padanya.
Kedua tangan Snapp mencengkram kerah baju Mark, tatapannya tajam menusuk.
"Bisa-bisanya kau menyembunyikan hal sebesar ini dari ku!" Nada suara Snapp terdengar rendah, tapi cukup mengintimidasi.
"Ayah, ini bukan salah Mark, aku yang menyuruhnya untuk tutup mulut."
"Priliy! Amanda!" Panggil Snapp cukup keras. Mengabaikan putrinya yang ingin memberi penjelasan padanya.
"Ya, tuan."
"Masukkan koper Ariela ke dalam bagasi mobil, dia akan kembali ke kota J." Perintah Snapp.
"Ayah, ayah..." Ariela panik mendengar perintah ayahnya, ia menarik lengan ayahnya memohon. "Ayah tidak bisa mengajakku pulang sekarang, masih ada yang ku lakukan di sini, ayah."