"Aku rindu senyummu itu, Ariela." Ujar Riujin.
Ariela semakin mengembangkan senyumnya.
"Ku mohon, jangan pernah menjadi orang lain, aku menyukai mu yang seperti biasanya, Ariela Edward. Wanita unik, yang ceria dan pantang menyerah, dan yang terpenting kau orang yang apa adanya."
Ariela mengerti maksud Riujin, dia adalah wanita yang tidak bisa menyembunyikan apapun sebelumnya, Riujin ingin Ariela terbuka seperti bisanya dan tidak perlu menjadi serumit ini.
"Maafkan aku, Riujin."
"Kita beruntung karena masih bisa meluruskan kesalahpahaman ini, Ariela. Semoga setelah ini, kita bisa lebih saling terbuka lagi agar tidak terjadi kesalah pahaman."
Ariela mengangguk.
"Maafkan aku juga karena belum terlalu mengenal mu, Ariela."
"Kita bisa lebih saling mengenal setelah menikah," ujarnya tanpa basa-basi.