"Ariela... ada apa dengan mu? Apa yang terjadi?" Wajahnya panik, kedua tangannya mencakup kedua pipi Ariela.
Ariela meneteskan air matanya, bukan karena rasa sakit di bahunya, melainkan melihat Riujin yang sedang panik mengkhawatirkan dirinya.
Dia menggelengkan kepalanya, "jangan khawatirkan aku, Riujin. Mark berkata bohong pada mu," suara Ariela terdengar parau, dia mencoba tersenyum untuk menghilangkan kecemasan di wajah Riujin.
"Minggir!!" Mark mendorong kasar tubuh Riujin agar menjauh dari Ariela.
"Mark!" Sentak Ariela tak terima melihat perlakukan Mark pada Riujin.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Ajak Mark.
Ariela menggeleng, "tidak mau!"
"Ariela!"
Ariela menatap ke sekitar, melihat beberapa tamu undangan di luar yang masih memperhatikan ke arah mereka. Dia beralih menatap scurity agar membubarkan mereka.
"Silahkan, tuan, nyonya, bisa langsung masuk ke dalam. Mohon maaf atas ketidak nyamanannya." Ujar Scurity.