"Tentu saja." Jawab Ariela. Dan sekarang gantian pipi Riujin yang terlihat bersemu merah.
Keduanya kemudian memandang rintik hujan yang ada di depannya yang belum juga reda.
"Kau pulang naik apa?" Tanya Riujin, "ada yang jemput kah?" Lanjutnya kemudian.
Ariela mengangguk ragu, merasa tidak enak, "di jemput Mark."
Riujin langsung terdiam, tak ada senyum ataupun menunjukkan kemarahan. Ariela menjadi salah tingkah. Takut membuat Riujin cemburu maupun marah.
"Aku bisa menelponnya lagi untuk tidak usah menjemput ku." Ariela merogoh tasnya untuk mencari ponselnya.
"Tidak perlu, Ariela...." Cegah Riujin lembut.
Kini giliran Ariela yang terdiam dan tercengang, "tapi kau--"
Riujin menggeleng memangkas kalimat Ariela, "aku belum memiliki hak untuk melarangnya untuk pergi dengan siapapun, Ariela. Yang penting kau bisa jaga diri baik-baik, oke?" Riujin kembali mengulas senyum dan mengelus pucuk kepala Ariela lembut.