Ariela menyuruh untuk membuka kaos yang di kenakannya kembali. Kemudian mengoleskan obat anti memar ke perut pria itu.
Riujin pura-pura mengaduh untuk membuat Ariela panik. "Aduh... aduh, sakit...." Ujar Riujin dengan memasang ekspresi meringis kesakitan.
"Maaf... maaf, padahal aku sudah berusaha pelan-pelan." Ujar Ariela.
Melihat Ariela yang tampak manis saat khawatir padanya, Riujin hanya bisa tersenyum tertahan.
Ariela tanpa sengaja mengangkat kepalanya, dan mendapati Riujin tengah menatapnya. "Kenapa menatapku seperti itu?"
Riujin tampak gelagapan karena tiba-tiba merasa canggung.
"Tidak... tadi aku seperti melihat ada kotoran di rambut mu." Kilah Riujin, sembari tangannya terulur menyentuh rambut Ariela, dan ternyata benar ada daun kering di sana. "Tapi sekarang sudah tidak ada lagi." Ujar Riujin seraya tersenyum dan membuang sampah daun kering tersebut ke lantai.
Ariela hanya membalas dengan tersenyum tipis kemudian menunduk. Keadaan kembali hening dan canggung.