"Tidak... apa maksudmu?" Ujar Ariela, dia merasa Riujin sedang merencanakan sesuatu.
"Ya... tepat sekali seperti yang kau pikirkan, jika kau hamil, mau tidak mau kau pasti harus menikah dengan ku. Dan tidak akan ada lagi yang bisa menghalangi kita untuk bersatu."
"Kau gila, ya?! Jika seperti itu kau hanya akan memperumit masalah!" Ujar Ariela penuh emosi.
"Kau tidak pernah memberi ku kesempatan, Ariela, apa kau pernah mau memahami perasaan ku? Tidak kan? Kau hanya peduli dengan diri mu sendiri. Egois!"
"Lalu apa bedanya dengan diri mu sekarang. Kau juga egois, kau menempatkan ku pada situasi sulit. Bagaimana jika Amera sampai tahu, orang-orang tahu. Apa yang akan mereka katakan tentang kita? Apa kau tidak punya otak hingga tidak berpikir sampai sana?!" Ariela bicara pelan tapi penuh penekanan.
"Aku tinggal bertanggung jawab saja. Apa susahnya?" Riujin menimpali dengan santai.