"Kak Ariela!"
Brak Brak Brak!!
Teriakan suara Nero yang di ikuti gebrakan pintu kamarnya membuat Ariela naik pitam.
"Apa sih, Nero!" Sergahnya setelah membuka pintu kamarnya.
"Sudah jam segini, kakak tidak sarapan? Tidak kerja? Kak Mark sudah menunggu, tuh."
"Tidak, aku tidak mau bekerja hari ini." Jawab Ariela.
"Kenapa?"
"Mengantuk," jawab Ariela asal.
"Dasar pemalas," Ejek Nero. ",Yasudah, ayo sarapan!"
"Tidak mau!"
Brak!
Ariela menutup pintu kamarnya.
"Astaga, kak... kau kenapa lagi?" Gumamnya sembari beralih ke kamar Amera.
"Kak Amera, kita sarapan, yuk?" Ajak Nero.
"Kau duluan saja, nanti aku menyusul," sahut Amera dari dalam kamarnya.
"Astaga... kenapa jadi begini? Kenapa jadi individualis sih?" Gumam Nero pusing sendiri.
"Ku katakan pada kalian, ya? Kalau kalian tidak turun ke bawah untuk makan bersama, aku tidak akan menganggap kalian sebagai sodara ku lagi. Silahkan hidup masing-masing!!" Teriak Nero meluapkan semua kekesalannya.
***