Kikan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya tentang keadaan yang terjadi di ruangan komisaris tadi. Dia segera menarik tangan Ariela ke tangga darurat untuk menjawab rasa penasarannya.
"Kau sudah gila ya, Ariela, bisa-bisanya tadi aku lihat sekilas kau hardik anak pemilik perusahaan ini." Bisik Kikan. Tadi Kikan memang sempat melihat adegan Ariela yang sedang bersi tegang dengan Nero. Tapi dia hanya melihat sekilas saja karena Mark atasannya sudah keburu menutup pintu.
"Sudah biasa aku membentaknya," ujar Ariela sembari menyandarkan punggungnya ke dinding dan melipat tangannya ke depan dada.
"Memangnya kau kenal dia? Maksud ku tuan muda Nero?" Bisik Kikan.
Ariela mengangguk.
"Memangnya kau siapanya dia? Jadi benar kau punya kenalan orang dalam?" Kikan makin penasaran.
"Iya, tapi kadang dia menyebalkan!"
Mata Kikan tiba-tiba melebar, "hah... apa jangan- jangan tuan muda adalah Nero berondong manis mu, ya?"