Mungkin saja maksud mereka, kau memakai pakaian yang lebih sopan dan tertutup, begitu mungkin." Sahut Samuel.
"Ya ampun, apa mata mereka buta, coba lihat, blouse ku sudah tidak mini dan ketat lagi, aku juga memakai celana panjang longgar." Ariela segera berdiri ke sisi meja, menunjukkan penampilannya pada Samuel.
Samuel hanya mengangguk pasrah dan menyuruh Ariela untuk kembali duduk.
"Sudahlah, jangan marah-marah lagi, berusahalah untuk berpikir positif dan lebih sabar ke orang lain, nanti kau pasti mendapat pelajaran dari semua rasa sakit yang kau dapatkan." Ujar Samuel.
"Tapi tetap saja, aku masih kesaaallll."
"Apa mau ku ambilkan es batu agar hati mu mendingin?"
Ariela menggeleng dan menopang dagu menatap Samuel. "Tidak perlu,nanti juga pasti dingin sendiri."
Samuel tersenyum dan menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa. "Kau pasti beruntung kan? Capek pulang kerja, bertemu orang setampan aku?"