Dengan sangat terpaksa, Ariela membuat Kikan kecewa karena ketidak ikut sertaannya kali ini ke bar. Dia merasa benar-benar lelah hari ini.
Langit kota Neda perlahan menarik onggokan awan jingga, suara bising kendaraan yang menumpuk di jalan menjadi tanda kesibukan penduduknya akan segera berakhir. Ariela masih ada di dalam mobilnya, menikmati kemacetan yang tak akan berangsur lama itu. Ariela menatap layar ponsel yang tergeletak di pangkuannya, wajahnya tampak sedang memikirkan sesuatu.
Derrt... derrt... derrt....
"Astaga!" Pekik Ariela yang mendapati tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Ada panggilan masuk dari Mark.
"Ya...." Sahutnya setelah menggeser tombol hijau di layar.
"Kau ingin bicara apa?" Tanya Mark to the point'. Sebelumnya Ariela sempat mengirimkan pesan singkat padanya.
Ariela masih tampak diam memikirkan sesuatu. "Bagaimana kalau kita bertemu saja dan bicara."
"Baiklah, mau bicara di mana?"
"Aku masih jauh dari rumah, kau dimana?" Ariela balik bertanya.