"Tentu saja aku cuma bercanda," Sahut Silia dengan seringai menyebalkannya.
Wajah Riujin berubah malam, "dasar, kau tidak berubah. Kau masih suka mengejekku, padahal aku berubah tampan juga demi dirimu." Gumam Riujin lirih, namun sesaat kemudian Riujin tercengang, seolah menyadari bahwa sekarang dia sedang salah bicara, kenapa dia harus jujur pada gadis itu?
"Apa kau bilang?" Tanya Ariela mencoba menajamkan Indra pendengarannya.
"Bukan... bukan apa-apa." Riujin beralasan. Dia berharap tadi Ariela tak mendengarnya. Dia masih sangat takut dengan penolakan. Dia takut Ariela tak memiliki perasan tang sama. Meski... beberapa malam yang lalu. Dia telah tidur dengan gadis itu.
"Ariela...." Panggil Riujin tiba-tiba.
"Hem...." Sahut Ariela tanpa mengalihkan pandangannya, dia masih sibuk menatapi sepatunya yang di ayun-ayunkan ke udara.
