Ariela berlari ke arah remaja laki-laki yang telah bersedia menolongnya tadi untuk mengambil ponselnya kembali seraya berkata, "terimakasih kak," ucap Ariela ramah.
"Iya ... sama-sama." Setelahnya remaja laki-laki itu berlalu.
Sili segera ingin bergabung bersama Silia dan Nero lagi, dan dengan raut wajah gembira menunjukkan hasil foto bersama mereka. "Bagus kan ibu?" Katanya masih dengan wajah senang.
"Iya, bagus." Silia turut tersenyum.
"Bagaimana kalau nanti di cetak, dan di bingkai, kita jadi seperti punya keluarga yang utuh." Celetuk Ariela lagi.
Membuat Silia dan Nero saling pandang sejenak.
"Ibu ... aku lapar," ujar Amera yang akhirnya dapat mengalihkan suasana canggung yang sesaat terjadi lagi.
"Ah ... ya, biar paman ambil karpet di bagasi mobil." Nero buru-buru berlalu dari sana dan menuju mobilnya kembali.