Sekertaris Hana tentu saja kaget, "itu tidak mungkin tuan."
"Kenapa memangnya?" Wajah Davin Edward berubah merah, rahangnya mengeras, jelas dia marah karena merasa telah di tolak.
Sekertaris Hana dengan seketika melayangkan tatapan mengejek ke arah Davin Edward, "apa aku harus memberitahu anda juga tentang alasanku?"
Mana mungkin kan dirinya akan menikahi pria tua Bangka? Dia memang suka uang, tapi dia juga ingin punya suami yang tampan. Bukan pria tua seperti itu.
Yang benar saja!
"Kau ... kau keterlaluan!" Davin Edward memegangi sebelah dadanya, hari ini dia terlalu banyak emosi, dan itu bisa memicu penyakit jantungnya.
Pria itu tampak meringis kesakitan. Sekertaris Hana yang melihatnya jadi turut panik. "Ah ... tuan, apakah anda tidak apa-apa?"
"Tolong ambilkan obat ku di la-ci...." Suara Davin tercekat.