Silia hendak membuka suaranya untuk memulai, namun dia terhenti, bibi Ma tiba-tiba datang membawakan minuman untuk mereka. "Nyonya ... silahkan di nikmati minumannya." Ujar wanita tua itu.
Silia mengangguk hormat, "terimakasih bi." Setelahnya bibi Ma kembali berlalu ke dalam.
Silia kembali fokus ke arah Jesy, dia berdeham dua kali sebelum memulai, dia harus berusaha menghilangkan rasa canggungnya. "Begini nyonya Jesy. Aku mohon jangan salah paham dengan kedatanganku kemari, dan aku harap kau tidak akan memarahi Sisil karena kedatanganku kemari, memang benar Sisil yang memberitahu alamat ini padaku, dan aku memang sengaja datang kemari untuk bicara dari hati ke hati dengan anda." Silia menjeda kalimatnya. Sedangkan Jesy masih mendengarkan dengan tenang. Ekspresi wanita itu tidak bisa di tebak, sehingga Silia tidak bisa membaca apa yang ada di pikiran Jesy. Apa mungkin wanita ini sedang merencanakan sesuatu?