Apapun yang terjadi, Silia tidak ingin merepotkan Nero lagi, dia tidak boleh bergantung pada orang lain lagi, dia harus memulai semuanya kembali dari awal, dia harus belajar berdiri di atas kakinya sendiri, meski itu terasa sangat sulit.
"Baiklah, kalau itu mau mu, aku tidak bisa memaksa lagi," ucap Nero dengan nada penuh kekecewaan.
Silia tertunduk dalam, sebenarnya dia ingin sekali berlari ke arah Nero dan pergi bersama pria ini. Tapi dia tidak mungkin melakukannya, karena dirinya bukanlah siapa-siapa bagi Nero. Pria itu tak seharusnya menanggung Kemalangan hidup yang sedang di alaminya saat ini. Silia sudah sangat terbiasa menjalani hari-harinya yang berat sendirian.
Saat Nero mulai melangkahkan kakinya dengan gontai untuk meninggalkan ruangan itu. Entah kenapa seperti ada sebagian jiwa Silia yang terasa hilang, rasanya sangat kosong dan dia tidak tahan menanggung rasa kesedihan.