( AKU BUKAN WONDER WOMAN)
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Yang lebih parah lagi aku tak boleh dekat dengan teman cowok lain. Selain khufra. Haduh,gimana aku mau merasakan pacaran. Kalo khufra aja sudah overprotektif ( terlalu mengatur). Usai makan siang dan jam istirahat berakhir. Seperti biasa khufra selalu menatap aku seperti seseorang yang mencintai aku dengan penuh cinta.
" Nanti selesai les tambahan. Aku tunggu kamu di parkiran motor ya. Jangan terlambat kalo keluar di kelas. Atau kamu takut ya kepergok sama Nathan kalo kamu setiap hari aku antar jemput ya?!" ujar khufra meledek aku.
"Ya bawel. Gak usah di ingatkan juga aku tahu. Aku gak pernah merasa takut sama Nathan kok. Lagian aku hanya penggemar Nathan. Bukan berambisi untuk memilikinya" Ujarku memberitahu.
" Hahaha.. aku hanya mengingatkan saja. Bahwa kamu harus tahu diri siapa kamu sebenarnya. Jangan karena kamu mengagumi Nathan. Sampai kamu lupa siapa kamu sebenarnya" ujar khufra menjelaskan.
" Lagian kenapa kamu khufra terlalu mengatur tentang kehidupan aku?! Kamu hanya sahabat aku. Bukan orangtua aku apalagi keluarga aku?!" ujar ku kesal dengan khufra.
"Ya ampun jangan galak galak dong?! Kan aku memberi tahu kamu agar kamu lebih waspada dan mawas diri. Agar gak terjebak dalam perasaan berlebihan" ujar khufra menjelaskan.
" Tenang saja aku bisa lebih mawas diri kok. kalo soal persiapan mengenal pria dan menggunakan perasaan aku. Karena aku bukan wanita yang murahan. Yang mudahnya untuk memberikan hatiku pada seseorang" Ujarku bercerita.
" Hehehe.. baguslah kalo ayah dan ibuku kamu seringkali menasehati dan memberikan arahan sama kamu. Agar kamu lebih mawas diri ya Ruby" ujar khufra sok dewasa.
" Omongan kamu udah kaya orangtua saja khufra. Suka banget menasehati dan bawel terhadap aku" Ujarku menyindir.
" Ya jelas lah aku harus banyak menasehati kamu. Kan aku umurnya lebih tua satu tahun dari kamu Ruby. Jadi kamu harus hormat sama aku" ujar khufra bercanda.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Namun aku gak mau di ambil pusing. Karena khufra adalah sahabat aku. Dan aku dari dulu tak bisa marah atau dendam terhadap khufra. Begitulah persahabatan yang kami jalin selama ini.
" Yoweslah kalo kamu sudah paham. Aku berkata begini hanya ingin mengingatkan kamu. Kadang pria yang terlihat baik. Belum tentu sifat dan sikapnya baik. Tapi pria yang terlihat biasa aja. Bisa jadi orang nya baik" ujar khufra menasehati aku.
" Iya bawel. Aku sudah paham dan sudah mengetahui hal tersebut. Tanpa kamu ceritakan dan kasih tahu juga kedua orangtuaku sudah menasehati aku. Lama-lama kamu bawel begini udah kaya ayah dan ibuku saja" Ujarku memberitahu.
"Aku hanya ingin kamu tak mengalami hal buruk dari seorang pria. Karena aku ingin selalu melihat kamu tersenyum dan bahagia selalu" ujar khufra menjelaskan.
" Ya terimakasih atas perhatiannya ya khufra. Tapi sikap dan ucapan kamu terlalu berlebihan sih kalo menurut aku" Ujarku berpendapat.
" Ya sama-sama Ruby. Jangan ngeyel dan keras kepala ya kalo aku nasehati dan aku beritahu. Semua ini demi kebaikan kamu juga loh" ujar khufra memberitahu.
" Lah aku gak ngeyel dan keras kepala kali. Tapi aku hanya saja punya prinsip dan komitmen yang kuat dalam diri aku sendiri" Ujarku menjelaskan.
" Ya dah. Ruby kepala batu. Yang susah banget denger nasehat dan omongan aku sekarang!! Perasaan dulu waktu SD dan SMP kamu penurut banget sama aku. Tapi sekarang kok jadi ngeyel dan keras kepala ya" ujar khufra meledek aku.
" Huhuhuhu.. males aja aku sekarang nurut sama kamu khufra. Habis aku selalu jadi pesuruh kamu." Ujarku cemberut.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Setelah aku les tambahan di sekolah. Kedua kalinya aku berpapasan lagi dengan Nathan. Pertemuan kedua yang tidak terduga.
" Aduh sakit!!" Ujarku yang bertabrakan dengan Nathan.
" Eh maaf!! Kamu baik-baik saja?! Atau ada yang sakit?!" ujar Nathan sambil memegangi kepala aku.
" Eh kak Nathan!! Iya enggak apa-apa kok. Aku hanya tadi kaget dan terkejut aja. Jadinya ngomong asal spontan" Ujarku memberitahu.
" Seriusan?! Kalo aku gak salah denger tadi kamu bilang sakit?! Apa ada yang terluka?!" ujar Nathan bertanya.
" Oh itu. Aku latahan kak. Jadi salah ucap. Kalo aku kaget seringkali ngomong sakit" Ujarku memberikan alasan bohong.
" Owh begitu ya. Aku pikir kamu beneran sakit. Aku jadi merasa tak enak dan bersalah nih. Karena buru buru mau pulang sekolah" ujar Nathan menjelaskan.
" Oh enggak kok kak Nathan!! Santai saja!! Aku baik-baik saja kok. Tak perlu khawatir. Aku dalam keadaan sehat wal' Afiat. Tanpa luka apapun" ujar ku sambil tersenyum.
" Syukurlah kalo begitu. Aku jadi merasa tenang dan lega" ujar Nathan membalas senyuman manis kepada aku.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Namun pertemuan kedua malah di depan toilet laki-laki dan perempuan. Aku pun terkejut saat keluar dari toilet. Kami langsung bertatap muka.
" Oh ya ini kali keduanya kita bertemu dan bertabrakan ya. Hehe.. maafkan aku ya. Yang lupa nama kamu. Kalo boleh tahu nama kamu siapa?!" ujar Nathan bertanya.
" Namaku Ruby Julianti kak Nathan. Aku junior kakak di basket juga loh" Ujarku keceplosan.
" Owh kamu Ruby. Iya aku sering lihat kamu kalo lagi latihan basket. Tapi suka lupa nama kamu. Kan kamu yang banyak di taksir banyak cowok di sekolah karena kemahiran bermain basket di sekolah. Aku pun juga menjadi salah satu penggemar kamu loh" ujar Nathan memberitahu.
" Hah?! seriusan?! Kak Nathan menjadi salah satu penggemar aku?!" Ujarku syok dan terkejut.
" Iya ngapain aku berbohong sama kamu. Aku boleh minta nomer handphone kamu kan?! Biar kita bisa akrab dan kenal dekat?!" ujar Nathan sambil memberikan handphone nya kepada aku.
" Hemmmmm.. boleh banget kak" Ujarku sambil tersenyum.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-;
Aku pun canggung dan gerogi. Saat berbarengan bertatap dengan Nathan. Lalu Nathan pun mendekati aku. Dan meminta nomor handphone aku untuk mengajak berkenalan.
" Ya udah nanti malam aku hubungi kamu ya Ruby. Kamu pekan depan ikutan lomba basket kan antar sekolah?!" tanya Nathan perhatian.
" Hemmmmm.. ikut dong kak. Aku selalu jadi pemain basket wanita perwakilan sekolah" Ujarku memberitahu.
" Ya sampai ketemu di pertandingan basket pekan depan ya. Kamu harus juara dan harus membanggakan sekolah kita. Ya udah aku pamit ya" ujar Nathan berpamitan.
" Ya kak Nathan!! Hati-hati di jalan ya. " Ujarku sambil tersenyum.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Seperti mimpi di siang bolong. Nathan meminta nomor handphone aku saat kami berpapasan untuk kedua kalinya. Ada rasa senang dan malu karena Nathan sendiri yang meminta nomor handphone aku.