Chereads / AKU BUKAN WONDER WOMAN / Chapter 6 - BAB 6. SEPERTI MIMPI DI SIANG BOLONG

Chapter 6 - BAB 6. SEPERTI MIMPI DI SIANG BOLONG

( AKU BUKAN WONDER WOMAN)

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Seperti mimpi di siang bolong. Nathan meminta nomor handphone aku saat kami berpapasan untuk kedua kalinya. Ada rasa senang dan malu karena Nathan sendiri yang meminta nomor handphone aku. Aku pun bergegas menuju parkiran motor.

" Maaf aku agak lama. Soalnya tadi boker dulu" Ujarku memberitahu kepada Khufra.

" Pantas aja lama banget aku nungguin kamu!! Sampai keringetan nih nungguin kamu Ruby lama banget!!" ujar khufra meledek aku.

" Lah kamu kan tahu kebiasaan aku kalo pulang sekolah dan jam istirahat. Selalu buang air besar di toilet sekolah" Ujarku menjelaskan.

" Hahaha.. berarti kamu sangat betah banget yah di sekolah. Buktinya hampir setiap hari buang air kecil dan buang air besar di sekolah" ujar khufra tertawa terbahak-bahak.

" Wkwkkwk.. ya bisa di bilang begitu. Lagian masa kita pengen buang air besar dan buang air kecil harus di tahan sampai jam pulang sekolah sih?! Yang ada nanti bisa pingsan. Malah yang lebih memalukan bisa di kelas." Ujarku berasumsi.

" Wkwkwkk.. kocak pasti'nya kalo kamu Ruby nahan buang air kecil dan buang air besar. Yang ada pasti wajah kamu pucat banget. Yang parah sih satu kelas kamu pasti kebauan. Karena kali kamu mau buang air kecil dan besar pasti selalu kentut Mulu" ujar khufra menyindir aku.

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Usai Nathan meminta nomer handphone aku. Langsung Nathan bergegas pergi meninggalkan sekolah. Sedangkan aku berjalan menuju parkiran motor. Karena khufra sudah menunggu aku disana.

" Sudah puas kamu tertawa nya khufra?! Senang ya kalo dengerin aku selalu buang air besar dan buang air kecil di toilet sekolah?!" Ujarku kesal.

" Hahahaha.. iya aku senang dan puas banget kalo kamu lama itu karena buang air besar daripada suka dandan dulu seperti kebanyakan cewek di sekolah ini. Aku lebih suka kamu natural begini Ruby" ujar khufra berpendapat.

" Lah kamu parah banget khufra kalo ngomong suka nyakitin?! Kan Bukan nya tadi kamu bilang kalo kamu menyuruh aku berubah. Jangan jadi cewek tomboy. Kalo ingin dekat dengan Nathan?!" Ujarku membalikkan omongan khufra.

" Hahaha.. tadi aku hanya bercanda x. Gak serius. Kamu yang terlalu anggap serius omongan aku ya. Sehingga kamu jadi baperan begini. Jangan bilang kalo kamu mulai suka dengan Nathan dan ingin dekat dengan Nathan?!" ujar khufra meledek aku.

" Mungkin kalo dekat dan akrab dengan Nathan mah bisa. Tapi kalo buat miliki Nathan mah gak akan mungkin bisa. Terus kalo mau berubah karena seseorang aku paling anti banget. Aku pengennya mah aku berubah karena keinginan aku sendiri" Ujarku menjelaskan.

" Hemmmmm.. begitu yah. Aku pikir kalo kamu akan berubah gaya berpakaian demi Nathan. Ternyata hanya wacana saja toh. Ngapain di omongin kalo hanya wacana saja" ujar khufra menyindir aku.

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Sesampainya aku di parkiran motor. Terlihat khufra sangat bete dan kesal. Mungkin karena tadi aku agak lama mengobrol dengan Nathan di depan toilet.

" Ini sebenarnya bukan wacana sih. Suatu saat nanti aku akan berubah ketika banyak orang yang menyepelekan aku. Tapi untuk saat ini aku lebih suka dengan aku yang sekarang" ujar ku memberitahu.

" Ya udahlah kalo masih wacana dan belum akan di lakukan dalam waktu dekat ini. lebih baik gak usah di bahas ya. " ujar khufra meledek aku.

" Untuk sementara aku lebih suka aku yang tomboy begini. Daripada berubah jadi anggun dan di sukai banyak cowok di sekolah. Karena gak enak kalo punya banyak fans di sekolah" Ujarku memberikan alasan.

" Ah bilang aja kamu gak bisa mengalahkan cewek cantik di sekolah kan?! Itu pacar nya Nathan. Pharsa,udah cantik ,pintar ,ketua OSIS lagi. " ujar khufra memuji Pharsa.

" Kalo perbandingan nya wajah dan kepintaran aku memang kalah jauh. Tapi kalo di bandingkan dengan olahraga basket. Pasti aku lah juaranya" Ujarku memberitahu.

" Yah pasti kalah lah Pharsa kalo tanding basket sama kamu Ruby. Tenaga kamu kan kaya banteng Ruby. Sedangkan Pharsa lemah lembut banget. Gak pantas Pharsa main bola basket juga kali" ujar khufra menyindir aku.

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Lalu aku pulang sekolah dengan Khufra. Sesampainya di warung orangtuaku. Seperti biasa khufra selalu di suruh mampir dan membawakan mie ayam dan bakso untuk khufra dan orangtuanya.

" Kami pulang!! Ayah dan ibu sini aku bantu" Ujarku sambil mencium punggung tangannya ayah dan ibuku.

" Kamu duduk santai aja dulu Ruby. Ajak khufra buat duduk. Nanti ayah buatkan bakso terenak buat khufra" ujar ayahku menyuruh aku beristirahat.

" Tapi kan tadi pagi ayah bilang bahwa aku suruh bantu ayah dan ibu. Gak usah mikirin aku. Kalo ayah pengen buatkan bakso untuk khufra silahkan saja. Aku bantuin cuci mangkok dan gelas yang kotor ya" Ujarku bergegas menuju wastafel.

" Duh jadi ribut ya. Ya udah aku pamit pulang ya om dan Tante. Soalnya hari sudah mau sore" ujar khufra berpamitan.

" Ih enak aja pulang!! Kamu gak boleh pulang dong!! Bantuin aku dulu" Ujarku sambil menarik tangan nya khufra.

" Lah kok aku suruh bantuin kamu sih?! Kan kamu yang di minta tolong sama ayah dan ibu kamu Ruby?! Kenapa jadi aku yang ikut di bawa dalam masalah ini?!" ujar khufra kebingungan.

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-;

Meskipun khufra seringkali menolak untuk membawa. Tapi selalu terbujuk oleh rayuan aku. Karena aku selalu berusaha keras untuk bisa menyenangkan hatinya orangtuaku.

" Ya kalo kamu pulang berarti kamu gak menghargai aku,ayah dan ibuku dong. Makanya kamu harus bantuin aku" Ujarku sambil menyuruh khufra duduk.

" Lah kok bisa begitu?! Kalo aku pulang gak menghargai kalian sih?! Maafkan bukannya aku menolak. Tapi aku gak enak kalo setiap hari makan Mulu disini" ujar khufra memberitahu.

" Lah kok nak khufra ngomong begitu?! Tante juga gak enak loh sama kamu yang harus antar jemput Ruby setiap hari?! malah Ruby gak boleh ganti yang bensin" ujar ibuku menjelaskan.

" Lah masa Ruby harus bayar sih?! Kan aku dan Ruby itu sudah berteman dari masa kecil. Lagian juga ibuku melarang kalo Ruby bayar uang bensin" ujar khufra menjelaskan.

" Ya udah lah. Kalo begitu. Kamu juga harus disini bantuin aku makan. Soalnya aku gak mau kalo makan sendirian" Ujarku menjelaskan.

" Baiklah!! Kalo memaksa terus!! Aku akan menghargainya" ujar khufra sambil tersenyum.

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

Sedangkan khufra juga merasa tak enak hati jika setiap hari membawakan mie ayam dan bakso untuk nya dan orangtuanya.