Langit malam masih hitam. Rahmat melihat jam di sampingnya. Dia sadar bahwa kali tidak sendiri. Melihat ada istri di sampingnya. Rahmat menaikkan selimut.
'Aku masih tidak berani melakukannya tadi. Mana mungkin aku tega melakukannya. Aku ingin kamu benar-benar sehat dan aku ingin kamu selalu tersenyum seperti ini. Aku sakit jika melihat kamu sakit jadi lebih baik aku menatapmu seperti ini dan tidak melakukan apapun tadi malam. Walaupun waktu masih panjang. Bagaimana cara mencegah keinginan ku ini. Aku benar-benar tegang. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa aku ingin melakukannya. Tapi kembali lagi Aku tidak mungkin tega.'
Rahmat terus memandangi istrinya yang sangat cantik walau sedang sakit. 'Menjadi seorang suami adalah tanggung jawab yang cukup besar. Aku ingin membahagiakanmu. Terus, banyak rasa ketakutan di dalam sini. Aku yakin kau mengerti."
"Jangan terus memandangiku," ujar Lila.