Ciuman lembut Kana dibalas dengan yang lebih kasar.
Feri melumat Kana seperti ingin mengunyah. Cowok itu juga memejamkan mata dan merasai tiap jengkal syaraf bibir sensitif di sana. Dia memiringkan kepala. Lidah bertemu lidah, Kana direngkuh di pinggangnya yang sempit. Seperti telah menjadi naluri, ciuman itu tak hanya sekali dua kali seperti kemarin. Aneh. Harusnya hasrat tidak tumbuh diantara sepasang sahabat yang terbiasa bersama. Namun, mungkin karena sama-sama tak pernah memiliki kekasih, ini adalah hal yang menarik untuk dicoba oleh mereka.
Kana dan Feri tidak sadar di belakang ada deretan pelayan Kana yang penasaran melihat. Mereka menutup mulut takjub, tak menyangka, dan saling berbisik 'sst… sst…' agar tak mengganggu aktivitas pribadi putri majikan bersama pacarnya—
Tunggu.