Catania, Sisilia, Italia.
"Mossimo," kata Mario setelah kebisuan lama dalam mobil mereka. Sang paman tunggal sepertinya sudah lama memendam ingin bicara, tetapi keponakannya itu tidak angkat kata.
"Hmm," sahut Mossimo tanpa mengalihkan pandangan. Lelaki itu menikmati jejeran pohon di tepi jalan. Dia tidak protes meski sang sopir memilih jalan memutar.
"Akhir-akhir ini ini istrimu keterlaluan," kata Mario. "Tidakkah kau ingin menghentikannya? Aku tahu dia menyembunyikan sesuatu tiap kali aku datang."
Mossimo hanya menggelengkan kepalanya perlahan. "Dia tahu yang dia lakukan," katanya. "Sebaiknya kau tidak terlalu memikirkannya."
Mario pun tidak berkomentar lagi. Dia hanya memendam rasa ingin mendecih, tetapi tidak dilakukan. Bagaimana pun, pertemuannya dengan Laura kemarin canggung sekali. Padahal dirinya hanya ingin menyelesaikan urusan dengan Mossimo, tetapi wanita itu tampak antipati.