"Mandi? Kamu kan juga kedinginan. Aku sama kayak kamu. Nggak pengen kamu sakit."
"Tidak-tidak, aku baik kok," kata Feri, makin merah. "Lagipula aku laki-laki. Pasti lebih tahan kalau cuma hujan saja. Kamu—"
Kana sudah melumat bibir Feri sebelum sang kekasih berisik. Dia memaksa cowok itu tetap diam kali ini, menggigitnya. Feri sampai gemetar memeluk pinggangnya seperti ingin meremukkan. Namun Kana membiarkan Feri melakukan apapun hingga mereka jatuh bersama di ranjang.
"Ah!"
Kana menjerit kecil kala lehernya digigit. Dia mendesis. Tapi tidak melawan Feri hingga mata gelap cowok itu kembali seperti semula.
"K-Kana?"
Kana terengah-engah waktu itu. Dia agak terkejut. Namun bibirnya yang kini sudah merah kembali tidak mengatakan apa-apa. Hanya senyum. Lalu Feri semakin bingung kala gadis itu melepasi kancing dress cantiknya sendiri.