Alfred hanya tersenyum melihat tingkah laku Ashley yang cukup menggemaskan.
***
Beberapa jam kemudian....
"Dokter Alfred kudengar dokter menyelamatkan korban kecelakaan tadi siang ya?" tanya Natalie.
"Hmm korban kecelakaan yang mana ya, Sus?" tanya polos Alfred seraya membuka kacamata nya.
"Yang itu loh dok, mobil hitam tertimpa muatan truk. Korbannya dua wanita, yang satu masih muda yang satu sekitar umur empat puluh tahunan," jelas Natalie.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Alfred dengan dingin.
"Ah begini, Dok. Ada salah satu dokter yang menangani korban itu, ia sempat diberitahu oleh para tim medis yang datang ke tempat kejadian bahwa dokter Alfred telah melakukan pertolongan pertama. Nah sekarang dokter itu ingin ketemu dokter Alfred, dia itu dokter bedah dari rumah sakit Mayo Clinic yang sedang bertugas di rumah sakit yang dekat cafe tempat nongkrong dokter Alfred itu loh," jawab Natalie.
"Oh begitu, baiklah suruh saja dia temui saya disini," singkat Alfred.
"Baiklah, Dok. Akan saya panggilkan orangnya," Natalie berlari keluar dari ruangannya Alfred untuk memanggil dokter yang dimaksudnya.
Tak lama kemudian dokter bedah dari rumah sakit Mayo Clinic masuk kedalam ruangan Alfred dan duduk didepan Alfred. Semula Alfred tidak mengetahui bagaimana wajah dokter yang menemuinya saat ini karena tatapan matanya sedang berfokus kepada buku pasien hingga...
"Sepertinya kamu terlihat sibuk dojun," ucap dokter tersebut. Alfred pun mendongak dan menatap kearah dokter tersebut ketika mendengar suaranya.
"Ah dokter Roy, jadi anda yang mencari saya," Alfred berdiri dari kursinya dan mendekati dokter Roy yakni seniornya saat Alfred masih bertugas di rumah sakit Mayo Clinic.
"Hmm ternyata Dojun ku ini sudah hebat. Jadi seharusnya saya tidak memanggilmu Dojun lagi ya karena ilmu kedokteran mu justru lebih tinggi dari saya," kata dokter Roy.
"Sudahlah tetap panggil saya Dojun saja. Hmm ngomong-ngomong bagaimana kabar dokter? sudah cukup lama kita tidak berkomunikasi," Alfred dan Roy kembali duduk di kursinya.
"Saya baik-baik saja. Bagaimana denganmu yang menjalani dua profesi?" tanya dokter Roy.
"Saya juga baik-baik saja," singkat Alfred.
"Oh ya, Dujon. Kudengar katanya kamu sudah punya pacar ya?" dokter Roy mengeluarkan sebuah buku dari saku bajunya.
"Hahahaha sampai saat ini saya masih jomblo, Dok. Belum ada wanita yang cocok dengan saya," jawab Alfred sembari cengengesan.
"Hmm tadi kata salah satu tim medis yang datang ke tempat kecelakaan bilang bahwa kamu bersama wanita cantik. Dia siapa?" tanya Roy.
"Itu adalah rekan kerja saya, kebetulan tadi tidak sengaja bertemu di cafe dan akhirnya pulang bareng," tutur Alfred.
"Oh begitu, ya sudah. Kamu habis ini ada kegiatan?" tanya Roy.
"Ya, dua puluh menit lagi saya akan melakukan operasi angkat rahim," jawab Alfred.
"Baiklah, saya pamit ya. Mau lanjut bekerja juga, kamu juga habis ini masih ada kegiatan, maaf jika saya menganggu," Roy berdiri dari kursinya.
"Lain kali dokter bisa mengobrol puas dengan saya, setiap hari Minggu jadwal saya kosong, Dok. Paling ya saya hanya berolahraga," ucap Alfred.
"Iya lain kali kita ngobrol dengan puas. Ya sudah, selamat bertugas Dujon," Roy keluar dari ruangannya Alfred.
"Selamat bertugas juga, Dok," singkat Alfred. Kemudian Alfred menutup pintu ruangannya dan kembali duduk di kursinya seraya membaca buku pasien sekaligus informasi mengenai tugas yang akan dijalaninya beberapa hari lagi, tugas ini berhubungan dengan pemerintahan Amerika.
Saat sedang fokus-fokusnya membaca, Natalie masuk kedalam ruangan Alfred sehingga Alfred langsung menyembunyikan kertas yang berisikan informasi terkait tugas terbarunya.
"Dok, bentar lagi kita operasi! jangan lupa!" tegas Natalie yang kini berdiri didepan pintu ruangan Alfred.
"Iya, saya ingat kok, Sus," singkat Alfred.
"Oh iya, Dok. Dokter yang tadi itu tampan juga ya, saya jadi terpesona. Kira-kira masih jomblo atau sudah ada pasangannya?" tutur Natalie yang sedang membayangkan wajah Roy yang tampan.
"Dia sudah menikah sejak dulu dan sudah mempunyai lima anak," ketus Alfred. Natalie yang awalnya sedang menghayal pun langsung buyar hayalan nya ketika mendengar jawaban Alfred.
"Oh sudah punya anak dan istri ya, saya kira masih jomblo," singkat Natalie.
"Iya, sudah sejak lama dia menikah. Lagipula kamu kan masih bisa dengan yang lain misalnya sama dokter David, terus dokter Leo dan dokter-dokter lainnya atau orang apoteker atau terserah kamu. Pokoknya di dunia ini banyak cowok yang salah satunya adalah idaman kamu," jawab Alfred dengan entengnya.
"Ah cowok idaman saya itu gak ada di dunia nyata," gumam Natalie.
"Ha? gak ada di dunia nyata? maksudnya?" tanya Alfred yang heran.
"Cowok idaman saya adanya di Webtoon semua, Dok. Makanya saya bilang gak ada di dunia nyata," kata Natalie.
"Hmmm kamu ini sudah dewasa masih suka baca Webtoon," Alfred hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku rekan kerjanya yang masih kekanak-kanakan.
"Ish dokter juga sering baca komik di Webtoon tuh tapi sih ya kebanyakan yang action semua yang dibaca," ucap Natalie.
"Sejak kapan aku baca komik di Webtoon? yang hanya ku baca selama ini hanya berkas-berkas berisikan informasi terkait tugas yang ku dapat sebagai Agen CIA, buku pasien, dan buku-buku bertemakan ilmu kedokteran," batin Alfred.
Kemudian Alfred berdiri dari tempat duduknya dan merapihkan buku-buku pasien yang sempat ia baca.
"Hmm sebaiknya kita siap-siap sebelum melakukan operasi," tegas Alfred.
"Baiklah Dok," singkat Natalie. Setelah itu Alfred dan Natalie keluar dari ruangan dan melangkahkan kakinya untuk bersiap-siap melakukan operasi yang sebentar lagi akan dimulai.
Sedangkan di cafe...
Ashley tampak sedang menunggu kedatangan seseorang. Tak lama datang Carl. Carl pun duduk didepan Ashley yang sudah menunggunya.
"Maaf jika aku membuatmu menunggu," ketus Carl dengan wajah yang datar.
"Iya tidak apa-apa," singkat Ashley yang juga ketus.
"Hmm jadi kamu mau tahu bagaimana kisah kehidupan Alfred yang sebenarnya?" tanya Carl. Ashley mengangguk.
"Baiklah akan ku ceritakan semuanya tapi kamu berjanji jangan ceritakan kepada yang lain dan juga jangan beritahu bahwa aku yang menceritakan kisah kehidupan Alfred kepadamu," tegas Carl.
"Ya, aku berjanji!"
Setelah itupun Carl mulai menceritakan secara detail sesuai apa yang dia ketahui. Ashley begitu menyimak cerita Carl dari awal hingga akhir.
***
"Jadi begitu ceritanya," ucap Carl sembari membuka tutup botol soda nya.
"Oh jadi Alfred itu membunuh kedua orang tuanya karena kesal. Setelah itu ia berusaha melupakan keluarganya tapi saat sedang melupakan semua kenangannya mengenai keluarga, ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan nya amnesia, begitu?" kata Ashley.
"Ya setahuku begitu. Semuanya menjenguknya ketika Alfred masuk rumah sakit. Agen CIA diantara aku, Judith, Emma dan kamu, yang mempunyai masa kecil kurang bahagia itu hanya Alfred. Namun Alfred tetap saja bersikap normal meski banyak kenangan buruk yang ia sampai sekarang simpan," jelas Carl.
"Ah malang juga dia ternyata. Selama ini dibalik kebahagiaannya ternyata tersimpan kesedihan didalam hatinya namun Alfred mencoba untuk tetap bahagia. Aku kasihan jadinya sama dia," tutur Ashley.