"Ya gak cuma kamu saja yang kasihan, aku pun kasihan. Hmm sudah dulu ya, aku masih ada urusan jadi sekarang harus pergi," ujar Carl sambil bangkit berdiri.
"Iya, Carl. By the way, terimakasih," singkat Ashley seraya tersenyum. Carl tersenyum sembari mengangguk. Setelah itu ia pun pergi dari sana.
Keesokan harinya...
Ashley berjalan masuk menuju kantornya. Ketika ia masuk, Ashley di sambut dengan hangat oleh karyawan-karyawan nya.
Iapun masuk kedalam ruangannya dan duduk sejenak di sofa yang ada didalam ruangannya.
"Hu sekarang aku bisa hidup dengan normal sebelum mendapatkan tugas lagi. Hmm ternyata memang jadi Agen rahasia itu berat ya?" ucap Ashley sambil tersenyum tipis.
Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja sekretaris Ashley masuk tanpa mengetuk pintu. Membuat Ashley langsung bangkit berdiri.
"Ada apa Arthur?" tanya Ashley yang terkejut melihat sekertaris nya tiba-tiba saja masuk kedalam.
"Ah anu Bu, dokter yang kita ajak kerjasama itu membatalkan kontrak kerjasama dengan perusahaan kita," ungkap Arthur yang ragu-ragu.
"Apa?! bagaimana bisa?" tanya Ashley yang terkejut.
"Entahlah, Bu. Tadi beliau datang kesini itupun menyuruh bawahan nya," ucap Arthur.
"Aku harus temui dokter itu agar perusahaan ini terselamatkan dari kebangkrutan!" Ashley berjalan keluar dari ruangannya.
"Ta... Tapi Bu, bukankah selama ini kita tidak mengetahui yang mana orangnya karena dokter itu selalu menyuruh bawahannya?" celetuk Arthur.
"Aku akan menemui bawahannya!" Ashley masuk kedalam lift kemudian memencet tombol lift.
Beberapa menit kemudian....
Ashley mencari kesana-kesini orang bawahan dokter yang ia ajak kerjasama. Hingga akhirnya Ashley menemukannya.
"Eh tunggu!" Ashley memanggil bawahan dokter yang diajaknya untuk kerjasama.
"Iya, Bu. Ada apa?" tanya bawahan dokter.
"Aku ingin ketemu dengan dokter yang menyuruhmu!" tegas Ashley.
"Tidak bisa, Bu. Beliau sedang sibuk," kata orang bawahan dokter.
"Sudah deh kamu jangan banyak melawan atau kehidupan mu saya buat hancur!" Ashley mulai mengancam. Akhirnya orang bawahan dokter itu menelepon dokternya dan mengajaknya untuk ketemu.
Lima menit kemudian...
"Bu, katanya Pak dokter dia akan bertemu dengan saya jam empat sore. Anda bisa hadir di pertemuan itu," ujar orang bawahan dokter.
"Ya sudah, nanti kabari saja. Ini kartu nama saya, nanti telepon ke nomor itu ya," Ashley memberikan kartu namanya. Orang itu mengangguk setelah itu iapun pergi dari sana.
Sedangkan ditempat Alfred....
"Dok, anda kenapa? kok setelah menerima telepon, raut wajah anda berubah?" tanya Natalie yang heran dengan Alfred.
"Tidak apa-apa kok, oh ya bagaimana dengan pasien yang tadi? dia sudah lebih tenang kan?" Alfred mulai membahas topik pembicaraan lain.
"Iya, Dok. Dia sudah lebih tenang," tutur Natalie.
"Syukurlah, kalau begitu pasien itu harus benar-benar kita pantau!" tegas Alferd. Natalie mengangguk pelan.
"Oh iya, Dok. Bagaimana kabar kakak anda?" tanya Natalie yang membuat Alfred menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kakak?" cakap Alfred yang heran.
"Iya, yang namanya Pak Carl itu. Kata anda dia kan kakak anda," jawab Natalie.
"Oh iya, dia baik-baik saja kok, Sus. Memangnya kenapa?" tanya Alfred.
"Enggak, saya kangen aja sama beliau. Biasanya kan beliau datang kesini! habis wajah tampannya itu ngangenin Dok," jelas Natalie yang membuat Alfred geleng-geleng kepala.
"Hadehhh kamu ini kenapa sih Natalie?" Alfred menepuk jidatnya seraya geleng-geleng kepala. Natalie hanya tersenyum melihat Alfred yang pusing akan tingkah lakunya.
***
#16.00#
Ashley tampak sedang berada didalam mobil. Mobilnya terparkir di parkiran suatu cafe. Ia menunggu kedatangan dokter yang diajaknya kerjasama.
"Hmm mana sih?! kenapa dokter itu gak datang-datang juga?" gerutu Ashley yang sudah bosan menunggu kedatangan dokter yang sering dipanggil Fred.
Tak lama kemudian, Ashley melihat seseorang pria yang mengenakan pakaian dokter dan juga masker sedang berjalan masuk menuju cafe.
Melihat hal tersebut, Ashley langsung berjalan mengikutinya. Iapun masuk kedalam cafe itu dan melihat orang berpakaian dokter tersebut kini sedang berbincang dengan bawahan dokter yang diajaknya kerjasama kontak.
Ashley menghampiri dokter Fred. Ia duduk disampingnya bawahan dokter Fred. Kita panggil saja bawahan dokter Fred itu adalah Crus.
"Ah akhirnya dokter yang misterius ini, bisa saya temukan juga!" ucap Ashley dengan tegas.
"Kenapa kamu ada disini? bukankah Crus sudah sampaikan bahwa saya membatalkan kontrak nya?!" tanya dokter Fred.
"Saya menemui anda karena saya ingin membahas itu. Kenapa anda batalkan kontraknya? bukankah semuanya sudah dipersiapkan bahkan sudah diiklankan ke berbagai media!" kata Ashley
"Ya, saya tahu. Tapi kamu harus ingat saya ini seorang dokter! saya juga sibuk. Jadi lebih baik saya batalkan kontrak daripada saya memaksakan diri untuk tampil di acara mu itu! kalau sampai ada pasien yang harus saya tangani dan bertepatan saat saya tampil di acara mu, bagaimana? memangnya kalau terjadi sesuatu dengan pasien itu, kamu mau tanggung jawab?" tegas dokter Fred.
"Ya pokoknya anda harus tetap tampil di acara saya. Saya sudah mengizinkan loh anda tampil dengan wajah tertutup! begini ya, yang saya tahu jarang ada dokter yang membawakan acara kesehatan dengan wajah tertutup seperti anda. Saya juga heran, kenapa anda bisa digemari banyak masyarakat padahal mereka saja tidak tahu wajah anda seperti apa," ungkap Ashley.
Fred menatap kearah Crus lalu menyuruhnya untuk keluar dari sana. Crus pun mengikutinya, iapun keluar dari sana meninggalkan Fred dan Ashley.
Setelah Crus pergi, Fred membuka masker wajah yang dikenakannya.
"Ini kan yang mau kamu tahu?" ucap Fred. Melihat wajah Fred yang sebenarnya Ashley terkejut.
"Apa?! ja...jadi dokter yang aku ajak kerjasama itu adalah kamu, Alfred?!" cakap Ashley.
"Iya, dan alasan saya memakai masker ketika membawakan acara karena saya tidak ingin membuka jati diri saya. Yang terpenting bagi saya adalah masyarakat tahu mengenai pentingnya kesehatan bukan mengetahui dokter yang menjelaskan tentang teori kesehatan!" ketus Alfred.
"Hmm oh ya? terus kenapa kamu batalkan kontrak kerjasama kita?! padahal kita kan teman! seharusnya kamu tidak seperti itu dong pada temanmu sendiri," ucap Ashley.
"Alasan pertama adalah karena akhir-akhir ini banyak pasien yang harus diurus jadi lebih baik aku batalkan kontrak dibandingkan saya melalaikan pasien-pasien ku yang membutuhkan ku! alasan kedua, nih kamu baca saja," Alfred mengeluarkan tablet dan memberikannya kepada Ashley.
Ashley pun mengambil tablet itu kemudian membaca sebuah teks yang tertera di tablet. Raut wajahnya pun berubah ketika membaca kalimat yang ada di tablet itu.
"Kita dapet tugas baru lagi nih?!" tanya Ashley.
"Bukan kita! tapi saya! saya yang mengerjakan tugas ini SENDIRIAN!" jawab Fred yang ternyata Alfred.
"Kenapa harus sendirian? kenapa tidak mengerjakannya bersamaku atau dengan Agen rahasia yang lain?" kata Ashley. Alfred tersenyum mendengarnya lalu berkata...