Chereads / Married a bad boy / Chapter 1 - Pertemuan

Married a bad boy

🇮🇩Davinaso
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 9.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Pertemuan

Caramel putri bagaskara adalah seorang anak satu satunya dari keluarga bagaskara. Gadis yang hidup di keluarga yang berkecukupan dan memiliki kecantikkan yang tidak diragukkan lagi. Tetapi Caramel memiliki sifat seperti anak kecil yang selalu langsung kesal jika apa yang dia harapkan tak terjadi.

Caramel kini sedang duduk dikelas bersama teman temannya yang lain padahal jam sekolah sudah selesai sedari tadi. Memang menjadi kebiasaan jika mereka menongkrong di sekolah dulu sampai bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk memainkan game yang sedang terkenal akhir akhir ini.

"Sumpah gue gabunuh si kuning!" Ucap Caramel yang kesal karena dituduh oleh temannya yaitu Rara bahwa dia adalah impostor nya.

"Lo impostor?" Tanya Roni salah satu teman Caramel yang duduk disebelah Rara. "Ih bukan!" Kesal Caramel yang dituduh terus menerus oleh kedua temannya itu.

"Si item masuk ke gorong gorong tuh!" Teriak Aldo sembari menatap tajam handphone nya untuk menekan tombol merah yang ada di game itu. "Tuh kan si item, warna gue kan pink." Ucap Caramel membela dirinya sendiri.

"Wah si Roni nih impostor nya." Ucap Rara yang langsung memilih Roni untuk dibunuh dalam game itu. Karena teriakkan Aldo tadi, banyak pemain yang memilih Roni untuk segera dibunuh.

Roni was not an impostor

"Wah si Aldo ternyata impostor nya!!" Teriak Rara sembari memukul mukul Aldo yang kini berlarian tanpa arah karena takut mendapatkan amukan dari teman temannya yang lain.

"Gue ga akan jadi temen lo lagi!" Kesal Caramel yang langsung mendapatkan tatapan sedih dari Roni. "Gue traktir lo mie ayam mang sultan deh besok, jangan marah marah dong!" Bujuk Roni yang hanya dibalas anggukkan singkat dari Caramel.

Yap, Caramel menerima traktir an itu karena siapa sih yang bisa menolak mie ayam nya mang sultan yang sangat amat enak untuk para pelajar SMA ini. Caramel pun berjalan kearah gerbang sekolah nya karena sudah mendapatkan telfon dari supir pribadinya bahwa jemputannya sudah berada di depan sekolah.

Caramel masuk ke dalam mobil lalu memejamkan mata nya lelah dengan semua pelajaran yang tadi diterangkan oleh gurunya. Bagaimana tidak, dalam satu hari ini ada pelajaran Fisika dan Kimia. Caramel benar benar merasakkan otak nya kini mengeluarkan asap karena pusing di kepalanya.

"Pa Adi! Ko mamah nyuruh cepet pulang sih?" Tanya Caramel kepada supir pribadi nya itu. "Kurang tau neng, soalnya tadi tuan sama nyonya teh udah pake baju bagus bagus" ucap pa Adi dengan nada orang Sunda nya.

"Mamah mau kemana sih? Ko ga bilang Cara" ucap Caramel kesal karena orang tua nya tak menceritakkan ada kegiatan apa nanti, tiba tiba saja menyuruh Caramel pulang dengan cepat.

Sesampainya Caramel dirumahnya dia segera masuk kedalam dan melihat meja makan yang sudah dipenuhi oleh banyak sekali makanan, padahal ini belum waktunya untuk makan malam.

"Mama! Papa!" Teriak Caramel mencari dimana keberadaan orang tuanya itu. Caramel sudah mencari di kamar orang tua nya, di taman kecil dibelakang rumahnya, bahkan di kamar mandi pun mereka tak ada.

Caramel pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan menemukkan sebuah gaun indah namun terkesan santai. Saat Caramel masih memandang gaun itu pintu kamarnya tiba tiba terbuka dan memperlihatkan kedua orang tuanya yang sedari tadi Caramel cari.

"Hi anak papa." Ucap papah Caramel dengan senyuman lembut nya yang seakan menunjukkan bahwa dia sangat menyayangi anak nya ini.

"Cara siap siap ya sekarang, mandi, pake gaun nya, terus turun kebawah." Ucap mamah Caramel sembari mengelus rambut anaknya pelan. Kedua orang tua Caramel pun akhirnya keluar dari kamar Caramel.

Kembali dari kebingungannya, Caramel pun dengan terpaksa mengikuti perintah kedua orang tua nya itu. Setelah selesai mandi dan menggunakkan gaun itu, Caramel pun memoles wajah cantik nya menggunakkan skincare dan make up natural yang biasa ia gunakkan.

Firasat nya mengatakkan jika ini adalah acara penting yang mengharuskan dirinya harus tampil rapih dan cantik, makannya dia memoles wajahnya walau tak disuruh oleh orang tua nya sekalipun. Wajah cantik Caramel sudah terlihat sekarang, kini sentuhan terakhir nya adalah parfume agar lebih membuat dirinya tampak indah dan cantik dari sudut manapun.

Caramel turun kebawah kamarnya dan menemukkan orang tua nya sedang mengobrol dengan sepasang suami istri yang umurnya tak jauh dari mereka. Saat melihat Caramel turun dengan wajah santai nya itu, membuat semua orang yang berada di meja makan menatap ke arah nya kagum.

Caramel tersenyum kecil dan menyapa mereka dengan sopan. Caramel pun duduk di samping kedua orang tua nya. "Cantik sekali kamu Cara" ucap perempuan dari sepasang suami istri di depan Caramel itu.

"Terimakasih." Ucap Caramel.

Tak lama datanglah lelaki yang sepertinya seumuran dengan Caramel. Lelaki itu tampan apalagi dengan senyuman yang sedari tadi terlihat di wajahnya. "Halo om, tante." Sapa lelaki itu yang langsung duduk disamping kedua orang tua nya.

"Ini yang namanya Aldebaran?" Tanya papa Caramel dengan senyuman tipis di wajahnya. Lelaki itu menggeleng pelan dan tersenyum. "Nama aku Putra om" ucap lelaki itu memperkenalkan diri.

Datanglah lagi satu pria yang memiliki wajah sangat tampan dengan style casual namun terkesan sopan dan cool. Dia tersenyum tipis ke arah Caramel yang membuat Caramel terdiam mengangumi ketampanan lelaki itu. Lelaki itu duduk disamping Caramel karena hanya itu bangku yang kosong.

"Pasti ini yang namanya Aldebaran?" Tanya papa Caramel lagi dengan senyuman tipis nya. "Benar om, nama saya Aldebaran sukma wijaya." Ucap lelaki itu dengan wajah tenang nya yang memberikkan kesan elegant dimata keluarga Caramel.

"Ganteng banget ya pah." Ucap mamah Caramel yang langsung diberi respon dengan tawaan dari semua orang disana. Caramel yang sudah memiliki firasat buruk daritadi pun kini menyadari apa yang akan dialaminya.

"Langsung aja ya? Kita ke perjodohan nya." Ucap papah Aldebaran dengan wajah santai nya.

Deg

Perasaan memang tak pernah salah, Caramel langsung menatap wajah kedua orang tua nya dengan mata yang membesar dan wajah kagetnya. "Hahahaha, Cara belum tau bahwa dia akan dijodohkan ya sepertinya?" Tanya mamah Aldebaran dengan wajah cantiknya.

"Hehe, iya tan." Jawab Cara

"Aldeb, ajak Caramel jalan jalan dulu sana. Sambil jelasin ya acara ini ditujukkan untuk apa." Ucap mamah Aldebaran dengan senyuman tulus nya lalu diangguki oleh Aldebaran.

Aldebaran menarik lengan Caramel ke taman belakang lalu menghempaskan lengan Caramel kasar. "Lo sama gue itu dijodohin, ngerti?" Ucap Aldebaran yang menjelaskan dengan singkat.

"Ko nyolot sih?!" Kesal Caramel yang dijawab senyuman sinis dari Aldebaran.

"Pokonya lo iya in aja deh semuanya, biar urusan nya cepet." Ucap Aldebaran dingin.

"Oh iya, jangan nanya kenapa gue mau dijodohin sama lo, gue dipaksa sama orang tua gue, gue mau jadi anak baik yg nge iya in perintah orang tua gue, dan gue ga suka sama cewe kaya lo" ucap Aldebaran lagi dengan nada dingin dan sedikit membentak Caramel, tak lupa dengan mata nya yang sangat sinis itu.

Bagaimana bisa orang yang sama tetapi sifatnya bisa berubah dalam hitungan detik seperti tadi?

- Caramel