Chereads / Married a bad boy / Chapter 2 - Alasan

Chapter 2 - Alasan

Caramel menatap ke arah pohon didepannya dengan tatapan bingung. Entah dia harus percaya kepada lelaki itu atau tidak.

Caramel pun berjalan pergi menuju ruang makan lagi dan melanjutkan kegiatan nya bersama kedua keluarga yang nanti akan menjadi keluarga nya juga.

"halo Cara, sini makan dulu barengan." ajak mamah Aldebaran dengan senyuman yang juga tak luntur dari wajahnya sedari tadi.

Acara makan malam pun berlangsung sembari diselingi oleh pembicaraan orang tua dan candaan dari Putra. Putra adalah seorang adik dari Aldebaran tetapi memiliki sifat yang juga berbeda dari sifat Aldebaran. Putra mempunyai sifat ceria, mudah diajak berbicara, dan santai. Entah jika dia sedang tak bersama keluarga nya, apakah akan menjadi seperti Aldebaran atau tidak.

setelah semua telah selesai makan malam, papah dari Aldebaran bertanya sesuatu hal yang membuat Caramel tersedak air putih selagi minum. "Cara setuju sama perjodohan ini?"

Aldebaran menatap tajam Caramel sehingga Caramel dengan cepat mengatakkan iya sebagai jawaban. "mamah seneng deh nanti punya anak cewe." Ucap mamah Aldebaran dengan senyuman nya.

"nanti kita bahas lagi persiapan perjodohan nya." Ucap papa Caramel dengan senyuman tipis nya.

"pah, Cara mau minta waktu selama 5 bulan tapi, sebelum kita nikah gitu." Ucap Caramel yang tak mau buru buru dalam hal ini. Dia masih ingin menikmati masa remaja nya, bersenang senang bersama temannya, dan hal lainnya lagi yang biasa dilakukkan anak SMA.

"kelamaan Cara kalo 5 bulan." ucap mamah Aldebaran yang ingin segera anaknya itu menikah dengan Caramel. " om kasih waktu kamu 3 bulan untuk mengenal lebih sama Aldeb." Ucap papah Aldebaran dengan senyuman tipisnya.

Caramel hanya bisa menganggukkan kepala nya lagi lagi, padahal dia ingin sekali menolak usul dari papah Aldebaran itu. Apalagi jika bukan karena Aldebaran yang sedari tadi mencolek colek lengan nya sembari memberikan tatapan nya yang tajam.

Setelah acara ini selesai Caramel menuju kamarnya. Dengan cepat dia mengganti baju dan menghapus make up yang berada di wajahnya hingga bersih. Tak lama ibunda dari Caramel masuk kedalam kamar Caramel.

"Cara sayang." panggil mamah Caramel yang kini sedang duduk di pinggir ranjang anak kesayangannya itu. Caramel menghampiri mamah nya dan duduk disampingnya.

"kenapa mah?" Tanya Caramel yang kini lengannya digenggam erat oleh sang ibunda. "Maafin mamah ya harus jodohin kamu kaya gini. Mamah ga ada pilihan lain lagi sayang." Ucap mamah Caramel dengan raut sedih di wajahnya.

"its okay mom." jawab Caramel menenagkan mamahnya. walaupun Caramel adalah anak yang manja namun dia juga bisa menjadi dewasa jika orang yang dia sayang merasa buruk.

"Mamah jodohin kamu karena mamah udah kenal sama keluarga Sukma Wijaya, mamah mau kamu bisa bahagia sama suami dan keluarga kamu nantinya. Dan maafin mamah juga ya, salah satu hal lagi kamu dijodohin karena perusahaan papa kena penipuan oleh salah satu musuh kerja papa sehingga harus meminjam sejumlah uang kepada temen SMA papa dulu yaitu om Wijaya atau papah nya Aldebaran." jelas mamah Caramel sembari mengusap mengusap rambut Caramel pelan.

"Tapi kenapa harus dengan perjodohan dan pernikahan kaya gini mah." ucap Caramel dengan nada bingung dan raut wajah yang yang sedikit kecewa.

"Perusahaan Sukma Wijaya tidak pernah membantu perusahaan lain, tetapi kali ini perusahaan Sukma Wijaya membantu perusahaan papa dengan syarat harus menjadi keluarga. perusahaan Sukma Wijaya hanya ingin membantu perusahaan yang mempunyai darah yang sama atau hanya membantu keluarga mereka saja, karena dia membantu papa mu Cara jadi kau harus menikah dengan salah satu anak dari keluarga Sukma Wijaya."

"Maafkan mamah dan papa ya nak." ucap Mama Caramel dengan nada lembut dan pelan yang menunjukkan bahwa dia menyesal karena telah memilih perusahaan dibandingkan kebahagiaan anaknya di masa depan.

setelah selesai dengan semua penjelasan yang telah diberikkan mamah Caramel kepada Caramel, akhirnya Caramel memutuskan untuk tertidur saja karena terlalu lelah dengan semua hal yang telah dia alami hari ini.

Angin pagi membangun Caramel dari tidur indahnya. Caramel berjalan kearah kamar mandi dan mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah siap dengan segala persiapannya, Caramel pun turun kebawah untuk sarapan bersama kedua orangtuanya.

"Hi anak papa." sapa papa Caramel dengan raut wajah segar nya. "Mau makan apa sayang, mama ambilin ya" ucap mamah Caramel lembut.

"Aku mau roti nya pakai selai coklat aja deh ma." ucapkan hamil menjadi yang diangguki oleh mamanya. mamah Caramel pun mengambilkan sarapan yang Caramel mau yang membuat hati Caramel gembira di awal harinya.

"Cara, maafin papa ya udah ngebuat kamu ada didalam situasi kaya gini." Ucap papa Caramel yang dibalas oleh senyuman tulus dan anggukkan pelan dari Caramel.

Caramel sudah tidak mempermasalahkan hal ini lagi karena menurutnya ini adalah sebuah bentuk rasa terimakasih dari Caramel kepada orang tuanya yang telah mengurus dirinya dari masih bayi hingga sudah seperti sekarang ini.

Caramel pun pamit pergi kepada kedua orangtua nya lalu berjalan keluar rumahnya. Caramel hampir saja berteriak kencang karena terlalu terkejut akan kehadiran Aldebaran didepan rumahnya secara tiba tiba.

"Heh manja! cepet naik!" Ucap Aldebaran sedikit membentak. Caramel yang tersadar dari keterkejutan nya itu langsung menghampiri Aldebaran dengan tatapan yang dibuat angkuh.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Caramel dengan nada sinis yang dibuat nya, Caramel tak pernah berbicara tak sopan seperti ini karena orang tuanya mengajarkan bagaimana menjadi anak yang baik. Tetapi karena lelaki di depannya terpaksa Caramel harus mengingkari janji untuk menjadi anak baik sementara.

"Gue disuruh mamah buat jemput lo, cepetan elah!" Ucap Aldebaran dengan nada kesal nya karena telah merasa ditantang oleh gadis didepannya ini.

"Gue gamau pergi sama lo, wle." Jawab Caramel menjulurkan lidahnya untuk mengejek Aldebaran lalu berjalan keluar dari halaman rumahnya untuk menunggu bis yang lewat setiap hari nya.

Dengan sangat terpaksa akhirnya Aldebaran pun turun dari motornya dan menggenggam lengan Caramel kencang lalu menariknya ke arah motor Aldebaran. "Naik Cara! sebelum gue bunuh lo sekarang!" Ucap Aldebaran dengan tatapan seakan ingin membunuh ke arah Caramel. akhirnya Caramel mengalah dan naik ke motor Aldebaran sembari menyumpah serapahi Aldebaran saking kesalnya.

"Gausah sumpahin gue, kalo gue jatoh lo juga bakal jatoh bego." Ucap Aldebaran yang mendengar semua sumpahan buruk dari Caramel. Caramel pun memajukkan bibirnya kesal.

Setelah sampai di depan gerbang sekolahnya, Aldebaran berbicara kepada Caramel sembari Caramel turun dari motornya. "Makasih." Ucap Caramel kepada Aldebaran.

"Hm, ntar pulangnya gue jemput, jangan kabur." Ucap Aldebaran dengan wajah datarnya seperti biasa.

"gue gam--" Ucapan Caramel terputus karena Aldebaran telah melajukan motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang sangatlah kencang. "Jatoh baru tau rasa lo, cowo nyebelin!!" Ucap Caramel pada dirinya sendiri karena sudah sangat kesal pada lelaki itu.

*Bagaimana bisa Cara tinggal nantinya jadi suami istri sama cowo gila kaya gitu?

-Caramel*