Chereads / Jodohku di Pesantren Darussalam / Chapter 6 - Bab 6 Mencari Jejak

Chapter 6 - Bab 6 Mencari Jejak

Daffa merasa khawatir dan bingung. Ia tidak mendapat kabar dari Titah selama beberapa hari. Ia mencoba menghubungi Titah melalui telepon dan pesan, tetapi tidak ada respon. Daffa mulai merasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu pada Titah.

Daffa mencari informasi tentang keberadaan Titah dari teman-temannya, terutama Aisyah yang merupakan sahabat dekat Titah. Namun, Aisyah juga tidak mendapat kabar dari Titah. Mereka sama-sama khawatir dan bingung tentang keberadaan Titah.

Daffa mencoba mencari jejak Titah di media sosial. Ia melihat akun media sosial Titah masih aktif, tetapi Titah tidak mengunggah apapun selama beberapa hari terakhir. Daffa mencoba menghubungi teman baru Titah di luar negeri melalui media sosial, tetapi tidak mendapat respon.

Daffa merasa semakin cemas dan takut. Ia mencoba menghubungi orang tua Titah, tetapi tidak mendapat jawaban. Daffa mulai merasa sesuatu yang tidak beres terjadi pada Titah.

Daffa mencoba untuk tenang dan berpikir jernih. Ia mencoba mengingat percakapan terakhirnya dengan Titah. Daffa teringat Titah mengatakan bahwa ia akan memberikan jawaban pada Daffa tentang perasaannya. Namun, Titah tidak menghubungi Daffa lagi.

Daffa berpikir bahwa mungkin Titah mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa menghubungi Daffa. Daffa bertekad untuk menemukan Titah dan memastikan keadaannya.

Daffa mencari informasi tentang program magang yang diikuti Titah di Indonesia. Daffa menemukan informasi bahwa program magang tersebut berlokasi di Jakarta. Daffa bertekad untuk pergi ke Jakarta dan mencari Titah.

Daffa berpamitan kepada Ustadz Amin dan teman-temannya di pesantren. Ia menjelaskan situasi yang sedang ia hadapi dan meminta doa restu dari mereka.

Daffa tiba di Jakarta dengan perasaan yang campur aduk. Ia khawatir tentang keadaan Titah. Ia juga merasa sedih karena harus meninggalkan pesantren dan teman-temannya untuk mencari Titah.

Daffa mencoba mencari informasi tentang lokasi program magang yang diikuti Titah. Daffa mencoba menghubungi pihak perusahaan yang menyelenggarakan program magang tersebut, tetapi tidak mendapat jawaban. Daffa mulai merasa putus asa.

Daffa mencoba untuk mencari Titah di media sosial. Ia melihat akun media sosial Titah masih aktif, tetapi Titah tidak mengunggah apapun selama beberapa hari terakhir. Daffa mencoba menghubungi teman baru Titah di luar negeri melalui media sosial, tetapi tidak mendapat respon.

Daffa mulai merasa kecewa dan putus asa. Ia mencoba untuk tenang dan berpikir jernih. Ia mencoba mengingat percakapan terakhirnya dengan Titah. Daffa teringat Titah mengatakan bahwa ia akan memberikan jawaban pada Daffa tentang perasaannya. Namun, Titah tidak menghubungi Daffa lagi.

Daffa berpikir bahwa mungkin Titah mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa menghubungi Daffa. Daffa bertekad untuk menemukan Titah dan memastikan keadaannya.

Daffa mencoba untuk mencari informasi tentang Titah di Jakarta. Ia mencoba menghubungi teman-teman Titah di Jakarta, tetapi tidak mendapat jawaban. Daffa mulai merasa putus asa.

Daffa mencoba untuk mencari Titah di tempat-tempat yang sering dikunjungi Titah di Jakarta. Daffa mencoba untuk mencari Titah di kampus Titah di Jakarta, tetapi tidak menemukan Titah. Daffa mulai merasa kecewa dan putus asa.

Daffa mencoba untuk mencari Titah di media sosial. Ia melihat akun media sosial Titah masih aktif, tetapi Titah tidak mengunggah apapun selama beberapa hari terakhir. Daffa mencoba menghubungi teman baru Titah di luar negeri melalui media sosial, tetapi tidak mendapat respon.

Daffa mulai merasa kecewa dan putus asa. Ia mencoba untuk tenang dan berpikir jernih. Ia mencoba mengingat percakapan terakhirnya dengan Titah. Daffa teringat Titah mengatakan bahwa ia akan memberikan jawaban pada Daffa tentang perasaannya. Namun, Titah tidak menghubungi Daffa lagi.

Daffa berpikir bahwa mungkin Titah mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa menghubungi Daffa.

Daffa tidak menyerah mencari Titah. Ia terus mencari informasi tentang Titah di Jakarta. Ia mencoba menghubungi teman-teman Titah di Jakarta, tetapi tidak mendapat jawaban. Daffa mulai merasa putus asa.

Suatu hari, Daffa menemukan sebuah postingan di media sosial. Postingan itu adalah postingan dari teman baru Titah di luar negeri. Dalam postingan itu, teman baru Titah mengunggah foto Titah yang sedang terbaring di rumah sakit. Daffa terkejut melihat postingan itu. Daffa langsung menghubungi teman baru Titah itu melalui pesan media sosial.

Daffa bertanya tentang keadaan Titah. Teman baru Titah itu menjawab pesan Daffa. Ia menjelaskan bahwa Titah sedang dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Daffa terkejut mendengar kabar itu. Daffa langsung mencari informasi tentang rumah sakit tempat Titah dirawat.

Daffa langsung menuju rumah sakit tempat Titah dirawat. Daffa ingin memastikan keadaan Titah. Daffa berharap Titah baik-baik saja.

Daffa tiba di rumah sakit tempat Titah dirawat. Daffa langsung menanyakan keadaan Titah pada petugas rumah sakit. Petugas rumah sakit menjelaskan bahwa Titah sedang dirawat di ruangan rawat intensif. Daffa terkejut mendengar kabar itu. Daffa langsung menuju ruangan rawat intensif tempat Titah dirawat.

Daffa melihat Titah terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Titah terlihat pucat dan lemah. Daffa merasa sedih melihat keadaan Titah. Daffa mendekati ranjang Titah dan menanyakan keadaan Titah.

Titah terlihat lemah dan kesakitan. Titah mencoba untuk menjawab pertanyaan Daffa, tetapi suaranya terdengar lemah. Titah menjelaskan bahwa ia mengalami kecelakaan saat sedang berjalan-jalan di taman dekat rumah sakit. Titah mengatakan bahwa ia terjatuh dan mengalami luka di kepala.

Daffa merasa sedih mendengar penjelasan Titah. Daffa mencoba untuk menenangkan Titah. Daffa mengatakan bahwa ia akan menemani Titah dan menjaga Titah sampai Titah sembuh.

Daffa menemani Titah di rumah sakit. Ia menjaga Titah dengan sabar dan tulus. Daffa mencoba untuk menenangkan Titah dan memberikan semangat kepada Titah. Daffa berharap Titah bisa segera sembuh.

Daffa juga menanyakan tentang teman baru Titah di luar negeri. Titah menjelaskan bahwa ia sudah tidak lagi dekat dengan teman barunya itu. Titah mengatakan bahwa ia menyesali perbuatannya yang mengingkari janjinya pada Daffa. Titah mengatakan bahwa ia masih mencintai Daffa.

Daffa merasa bahagia mendengar penjelasan Titah. Daffa mengatakan bahwa ia masih mencintai Titah dan ia ingin memperjuangkan hubungan mereka. Daffa berharap Titah bisa segera sembuh dan mereka bisa bersama lagi.

Beberapa hari kemudian, keadaan Titah mulai membaik. Titah sudah bisa berbicara dengan jelas dan bergerak dengan leluasa. Daffa merasa lega melihat keadaan Titah yang sudah membaik. Daffa berharap Titah bisa segera pulang ke pesantren.

Namun, sebelum Titah bisa pulang ke pesantren, terjadi sesuatu yang mengejutkan. Orang tua Titah datang ke rumah sakit dan menemui Daffa dan Titah. Orang tua Titah menyatakan bahwa mereka tidak menyetujui hubungan Daffa dan Titah. Orang tua Titah mengatakan bahwa mereka ingin Titah fokus pada studinya di luar negeri dan tidak ingin Titah terbebani dengan hubungan asmara.

Daffa terkejut mendengar pernyataan orang tua Titah. Daffa mencoba untuk menjelaskan perasaannya pada orang tua Titah, tetapi orang tua Titah tetap menolak. Orang tua Titah mengatakan bahwa mereka ingin Titah pulang ke luar negeri dan menjalani hidupnya di sana.

Titah merasa sedih mendengar pernyataan orang tuanya. Titah mencoba untuk menjelaskan perasaannya pada orang tuanya, tetapi orang tuanya tetap menolak. Orang tua Titah mengatakan bahwa mereka ingin Titah bahagia dan mereka tidak ingin Titah terbebani dengan hubungan asmara.

Daffa dan Titah merasa putus asa. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka mencoba untuk meyakinkan orang tua Titah, tetapi orang tua Titah tetap menolak.