Kehadiran Alex, teman Titah dari luar negeri, membawa suasana tegang dalam hubungan Daffa dan Titah. Alex, yang tampan dan memiliki kepribadian menarik, dengan cepat mencuri perhatian Titah. Meskipun Titah berusaha meyakinkan Daffa bahwa persahabatan mereka murni, Daffa merasakan ada sesuatu yang berbeda. Kedekatan Alex dan Titah terlihat lebih dari sekadar teman biasa.
Daffa menjadi lebih posesif dan cemburu. Ia sering menghubungi Titah, menanyakan kegiatannya, dan menunjukkan kecemburuannya secara halus. Hal ini justru membuat Titah merasa tertekan dan terkekang. Ia merasa Daffa tidak mempercayainya sepenuhnya, meskipun ia telah berulang kali menegaskan cintanya pada Daffa.
Konflik kecil mulai muncul di antara mereka. Perselisihan kecil yang awalnya mudah diselesaikan, kini menjadi perdebatan panjang yang penuh dengan kesalahpahaman. Kehadiran Alex menjadi pemicu utama dari konflik-konflik ini, meskipun tidak selalu secara langsung. Kecemburuan Daffa dan kekhawatiran Titah akan perasaan Alex menjadi bumbu perpecahan di antara mereka.
Suatu hari, Alex mengajak Titah makan malam. Titah awalnya menolak, tapi Alex bersikeras. Ia mengatakan bahwa ia ingin berterima kasih pada Titah atas bantuannya selama ini dan ingin bercerita tentang pengalamannya di Indonesia. Titah akhirnya setuju, tetapi ia memberitahu Daffa tentang rencana tersebut.
Daffa merasa sangat tidak nyaman. Ia merasa bahwa Alex sengaja mencari kesempatan untuk mendekati Titah. Ia ingin melarang Titah pergi, tetapi ia sadar bahwa hal itu akan semakin memperburuk keadaan. Ia hanya bisa menunggu dengan cemas dan berharap Titah tidak terpengaruh oleh Alex.
Setelah makan malam, Titah langsung menghubungi Daffa. Ia menjelaskan bagaimana makan malam itu berlangsung dan meyakinkan Daffa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, nada suara Titah terdengar ragu-ragu, dan Daffa masih merasa curiga. Kepercayaan yang telah dibangun dengan susah payah mulai retak.
Daffa dan Titah terus berusaha mempertahankan hubungan mereka. Mereka berjanji untuk lebih jujur dan terbuka satu sama lain, mengungkapkan ketakutan dan kecemburuan mereka. Daffa mencoba mengurangi posesifitasnya dan memberi Titah kebebasan yang lebih besar. Titah juga berusaha untuk lebih peka terhadap perasaan Daffa dan menjelaskan perasaannya terhadap Alex dengan jelas.
Titah menjelaskan pada Daffa bahwa Alex hanya sahabat yang baik dan ia tidak memiliki perasaan lain terhadap Alex. Ia mengatakan bahwa ia hanya ingin menunjukkan rasa terimakasihnya kepada Alex atas bantuannya selama ini. Titah mengatakan bahwa ia mencintai Daffa dan ia ingin memperjuangkan hubungan mereka.
Daffa mencoba untuk mempercayai Titah, tapi ia masih merasa curiga terhadap Alex. Daffa mencoba untuk menghilangkan kecemburuannya, tapi ia masih merasa tidak nyaman ketika Titah berada dekat dengan Alex.
Suatu hari, Daffa mendapat informasi dari teman Titah di pesantren bahwa Alex menunjukkan perhatian yang lebih dari sekedar teman pada Titah. Daffa merasa sangat cemas mendengar informasi itu. Ia mencoba untuk menghubungi Titah, tapi Titah tidak menjawab teleponnya.
Daffa mencoba untuk menemui Titah di tempat tinggalnya, tapi Titah tidak ada di rumah. Daffa merasa sangat khawatir dan cemas. Ia berpikir bahwa Titah berada bersama Alex.
Daffa mencoba untuk menemukan Titah dan Alex. Ia mencari informasi tentang lokasi Titah dan Alex dari teman-teman Titah. Akhirnya, Daffa menemukan Titah dan Alex sedang berada di sebuah cafe.
Daffa melihat Titah dan Alex sedang berbicara dan tertawa bersama. Daffa merasa sangat cemburu dan marah. Ia mendekati Titah dan Alex dan menanyakan apa yang sedang mereka lakukan.
Titah terkejut melihat Daffa. Ia menjelaskan pada Daffa bahwa ia hanya sedang berbicara dengan Alex dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Titah mengatakan bahwa ia mencintai Daffa dan ia ingin memperjuangkan hubungan mereka.
Alex mencoba untuk menenangkan situasi dan mengatakan pada Daffa bahwa ia hanya sahabat Titah dan ia tidak memiliki perasaan lain terhadap Titah. Alex mengatakan bahwa ia hanya ingin menunjukkan rasa terimakasihnya kepada Titah atas bantuannya selama ini.
Daffa marah dan kecewa. Ia tidak percaya pada penjelasan Titah dan Alex. Ia menganggap bahwa Titah menyangkal perasaannya terhadap Alex. Daffa mengatakan pada Titah bahwa ia tidak percaya lagi pada Titah dan ia ingin berpisah.
Titah merasa sangat sedih mendengar pernyataan Daffa. Ia mencoba untuk menjelaskan perasaannya pada Daffa, tapi Daffa tidak mau mendengarkan. Daffa meninggalkan Titah dan Alex di cafe tanpa mengucapkan sebuah kata pun.
Titah merasa sangat terluka. Ia tidak menyangka bahwa hubungan mereka akan berakhir seperti ini. Ia merasa bersalah karena telah membuat Daffa cemburu dan marah. Ia ingin memperbaiki hubungan mereka, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa.
Alex mencoba untuk menenangkan Titah. Ia mengatakan pada Titah bahwa ia mengerti perasaan Titah dan ia akan selalu mendukung Titah. Alex mengatakan pada Titah bahwa ia akan meninggalkan Indonesia dan memberikan waktu bagi Titah dan Daffa untuk menyelesaikan konflik mereka.
Titah merasa terharu mendengar kata-kata Alex. Ia mengatakan pada Alex bahwa ia menghargai perhatian Alex dan ia akan selalu mengingat kebaikan Alex. Titah berjanji pada Alex bahwa ia akan menghubungi Alex lagi ketika ia sudah siap.
Titah kemudian menghubungi Daffa. Ia mencoba untuk menjelaskan perasaannya pada Daffa dan meminta maaf atas kesalahannya. Titah mengatakan pada Daffa bahwa ia mencintai Daffa dan ia ingin memperjuangkan hubungan mereka.
Daffa merasa terharu mendengar kata-kata Titah. Ia mengatakan pada Titah bahwa ia masih mencintai Titah dan ia ingin memperbaiki hubungan mereka. Daffa mengatakan pada Titah bahwa ia harus lebih percaya pada Titah dan ia harus menghilangkan kecemburuannya.
Daffa dan Titah bertemu dan berbicara dengan jujur tentang perasaan mereka. Mereka mengungkapkan ketakutan dan kecemburuan mereka satu sama lain. Mereka mencoba untuk memahami perasaan masing-masing dan mencari solusi untuk mengatasi konflik mereka.
Daffa dan Titah berjanji untuk lebih terbuka dan jujur satu sama lain. Mereka berjanji untuk menghilangkan kecemburuan dan posesifitas mereka. Mereka berjanji untuk selalu saling mendukung dan mencintai satu sama lain.
Daffa dan Titah bersama-sama menjalani hubungan mereka. Mereka lebih terbuka dan jujur satu sama lain. Mereka menghilangkan kecemburuan dan posesifitas mereka. Mereka selalu saling mendukung dan mencintai satu sama lain.
Beberapa waktu kemudian, Titah menyelesaikan studinya di luar negeri dan kembali ke Indonesia. Daffa menjemput Titah di bandara dan mengajaknya jalan-jalan ke tempat-tempat yang indah di Jakarta. Mereka menikmati waktu yang dihabiskan bersama dan menunjukkan kasih sayang mereka satu sama lain.
Daffa dan Titah berencana untuk menjalani hidup bersama. Mereka ingin membangun keluarga yang bahagia dan harmonis. Mereka ingin menjalani hidup yang penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan ketenangan.
Suatu hari, Titah mendapat kabar mengejutkan. Orang tuanya mengatakan bahwa mereka ingin Titah menikah dengan Alex. Orang tua Titah menjelaskan bahwa Alex adalah orang yang baik dan ia akan membawa kebahagiaan bagi Titah. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah menyiapkan segalanya untuk pernikahan Titah dan Alex.
Titah merasa sangat terkejut mendengar kabar itu. Ia tidak menyangka bahwa orang tuanya akan menetapkan jodoh untuknya. Titah mengatakan pada orang tuanya bahwa ia mencintai Daffa dan ia ingin menikah dengan Daffa.
Orang tua Titah menolak permintaan Titah. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah menetapkan jodoh untuk Titah dan Titah harus menerima keputusan mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan menyetujui pernikahan Titah dengan Daffa.
Titah merasa sangat sedih dan putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia mencintai Daffa, tapi ia juga tidak ingin menyakiti perasaan orang tuanya. Titah merasa terjebak di antara dua pilihan yang sulit.